Langsung ke konten utama

Contoh Persaingan Etika Bisnis "Pepsi vs Coke" Yang Kurang Baik

Dua perusahaan cola kelas dunia Coca Cola dan Pepsi seakan tak pernah berhenti bertarung memperebutkan pasar di bisnis minuman ringan. Sejak dua merek tersebut ditahbiskan, masing-masing pada tahun 1886 dan 1903 antara keduanya sudah terjadi persaingan, saling sikut dan perang iklan, baik iklan cetak dan video. Mereka berambisi bisa meraih dominasi pasar minuman ringan berkarbonasi. Bisa dimaklumi kalau terkadang masalah etika sedikit terkesampingkan.
Salah satu iklan pepsi pada tahun era 1980-an ada yang berjudul "Earth: Sometime in the Future". Di gambarkan seolah-olah kondisi bumi di masa depan. Ada seorang guru yang membawa murid-muridnya berjalan-jalan kesebuah situs arkeologi. Sambil berjalan-jalan, murid-murid tersebut inum pepsi. Disana mereka menemukan berbaga benda yang merupakan artifakdari masa lalu. Benda pertama adalah bola bisbol. Yang kedua adalah gitar.
Nah, benda ketiga yang ditemukan tidak jelas bentuknya Karen asudah tertutup debu dan tanah. Sang guru lalu langsung membersihkan benda tersebut, dan akhirnya benda tersebut menampakan wujud aslinya. Murid-murid bertanya, apa benda itu? Dijawab oleh sang guru. "I have no idea." Anda tau benda apa itu? Ternyata itu adalah sebuah botol Coke! Iklan tersebut kemudian di akhiri dengan tulisan "Pepsi: The Choice of a New Generation."
Kurang ajar, bukan? Memang, dari dulu pepsi selalu membuat iklan-iklan komparasi yang "menghantam" Coke. Pepsi ingin mereposisi Coke sebagai kola yang kuno, Colanya orang tua. Tapi, Coke juga tidak tinggal diam. Coke juga pernah membuat iklan untuk merespon kampanye "Pepsi Challenge" pada tahun 1985.
Ketika itu pepsi pernah melakukan blid test. Orang diminta memilih, nama yang mereka sukai dari dunia minuman Kola tanpa merek yang mereka minum. Kedua minuman itu di ketahui masing-masing adalah Cola dan Pepsi. Hasilnya? Pepsi mengklaim bahwa kebanyakan orang lebih suka minum Pepsi ketimbang Coke. Nah selain merespon dengan mengeluarkan "New Coke" yang menjadi salah satu marketing failure paling terkenal itu, Coke juga sempat mengeluarkan iklan. Isinya membandingkan "Pepsi Challenge" dengan kisah dua ekor simpanse yang sedang memutuskan, bola tenis mana yang bulu nya paling banyak! Kurang ajar, bukan? Memang, perang antara kedua kola ini sudah berlangsung turun-menurun dan tambah jadi menarik untuk di nikmati.
Saya sendiri juga pernah berkunjung di museum Coke di Atlanta, Amerika Serikat. Musium yangt namanya " The World of Coca-cola" ini menampilkan sejarah Coke lengkap dengan iklan-iklan yang terkenal dari masa ke masa. Iklan-iklan tersebut berasal dari seluruh dunia. Disini juga ada botol Coke dari berbagai Negara. Ditampilkan juga berbagai pengaruh Coke terhadap pop culture. Ada benda-benda seni yang terbuat dari botol dan kaleng Coke, yang salah satunya adalah karya artis terkenal AndyWarhol.
Ini menunjukan bahwa Coke menghargai keragaman budaya local dari masing-masing bangsa. Di China, nama Coca-cola bahkan sengaja di sesuaikan dan ditulis dwngan empat kharakter huruf mandarin yang di eja sebagai "ke kou ke le" yang bias diartikan sebagai "delicious happiness".
Dalam soal budaya, Coke memang dianggap lebih berpengaruh ketimbang pepsi. Tokoh Santa Clause yang kita kenal sekarang seorang kakek tua berkumis dan berjanggut panjang berwarna putih dengan pakaian berwarna merah putih disebut-sebut dipopulerkan pertama kali oleh Coke pada tahun 1930-an lewat iklan-iklannya.
Sementara itu, Pepsi selalu berupaya menampilkan citra sebagai Kola yang lebih muda dari pada Coke. Pepsi selalu memanfaatkan selebritis yang dekat pada anak muda pada masanya. Selebritis mulai dari Michael Jakson,Madonna,Britney Spears,David Beckham,Spice Grils,F4 sampai ke Jay Chow sempat menjadi brand endorses Pepsi.
Perang Kola ini terus berlanjut ke internet. Pepsi meluncurkan kembali program "Pepsi Stuff" pada tahun 2005 lalu, yang kemudian di respon Coke dengan kemudian meluncurkan program " Coke Rewards". Keduanya adalah loyalty program yang memberikan hadiah kepada pelanggan yang berhasil mengumpulkan sejumlah poin secara online.
Berbagai kisah diatas menunjukan bahwa kedua merek sama-sama hebat. Mereka sama-sama ingin menjadi merek yang Horizontal. Kalau Coke menempuh pendekatan secara budaya local, Pepsi ingin memposisikan diri sebagai merek anak muda yang selain merupakan symbol masa depan, juga merupakan symbol horizontal.
Tidak ada yang mau jadi Legacy Brand. Tidak ada yang mau jadi Vertikal Brand. Inilah contoh produk komoditas, Produk yang bukan hanya Low-technology, namun malah no-technology dan kuno.

komentar saya yang mengamati:
Tidak diragukan lagi, Pepsi dan Coca - Cola adalah merek yang paling sukses di dunia. Diperkenalkan pada tahun 1886 dan 1903, masing-masing, keduanya menjadi saingan satu sama lain berusaha untuk mendominasi pasar minuman ringan berkarbonasi. mencoba untuk memimpin satu sama lain. Namun dalam kenyhataan yang sebenarnya mereka bersaing sangat tidak sehat sekali karena dalam melakukan kegiatan promosinya saling menjatuhkan satu sama lain.

Solusi :
seharusnya baik kedua belah pihak tidak perlu sampai melakukan hal seperti itu. baik media periklanan, editor dan pihak berwenang dapat bertindak tegas dalam masalah ini. hal seperti ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat citra produk yang menjadi pesaing menjadi jatuh.

Kesimpulannya :
Jadi etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Jangan menganggap remeh suatu etika bisnis itu karena etika tersebut sangat penting bagi kemajuan perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya suatu etika dalam bisnis mungkin perusahaan tidak akan bertahan lama karena akan menghancurkan nama baik perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu wajib bagi semua perusahaan untuk menerapkan suatu etika bisnis dalam perusahaannya.

sumber :
www.didunia.net/2013/02/10-persaingan-iklan-tersengit-di-dunia.html
http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_Cornel-Ajah/id_4664/title_tugas-sim-artikel-persaingan-bisnis/
http://versus.faktualita.com/2010/02/coca-cola-vs-pepsi.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...