Kamu tahu bahwa antara rindu dan diam itu mematikan???
Ini tentang rasa rinduku yang perlahan dapat membunuhku sewaktu-waktu.
Tentang hati yang telah lama didiamkan. Kamu mungkin saja terus merajut cinta dalam rindu yang terkadang tak tersampaikan. Kamu mungkin saja terus menyebutku dalam ceritamu bersama Tuhan.
Aku mungkin orang yang kamu beri tempat dalam masa depanmu. Lalu kamu lupa untuk menyampaikannya . Kamu hanya percaya cinta menguatkan segalanya. Kamu percaya bahwa cinta terus tumbuh bahkan tidak ada cerita-cerita yang membumbuinya agar tetap harum. Tanpa luapan luapan yang bisa memupuknya untuk terus tumbuh.
Disisi lain, aku duduk disini menunggu dengan sejuta harapan untuk kebaikanmu dan kebaikan kita. Yah. Aku pun melakukan persis seperti yang kamu mungkin lakukan karena kita dalam cinta dan rindu yang sama. Cinta yang kita jaga sebagai alasan kita berdiri di altar pernikahan kelak. Cinta yang membahagiakan hingga kita merasa hanya kita di dunia ini. Cinta yang membuat kita terus tersenyum, marah, cemburu lalu rindu. Begitulah siklus yang tak tak pernah kita lelahi, tetapi kita nikmati.
Lalu dengan percayamu, bahwa cinta akan baik-baik saja meski didiamkan. Percayamu bahwa cinta tetap ada meski suara yang sering kudengar tak sering disuarakan. Begitulah percayamu lalu membunuh harapanku yang kurajut dalam angan. Mematikan rasa yang kujaga dalam hujan dan dingin. Mematahkan cinta yang kujaga dalam rindu. Aku lalu menyamankan diri dan mencari bahagia lain untuk membunuh sepiku.
Aku lalu terbiasa sendiri lalu lupa aku sedang dicintai dan diharapi oleh kamu yang terlalu bisu untuk bicara.
Ini bukan mauku. Sungguh. Aku bukan tak punya hati. Tapi aku sungguh lupa bagaimana menumbuhkam kembali rasa yang dulu begitu berapi-api. Membangunkan kembali hati yang sudah lama mati oleh karena diammu. Hati ini bahkan tak bergetar sedikitpun ketika berada didekatmu, memelukmu, dan bahkan melihatmu terluka.
Aku sungguh mati dalam rasa yang pernah kulahirkan untukmu..~
Komentar
Posting Komentar