Hello masalalu... Apa kabar???
Kamu sudah cukup memberi pelajaran. Dan membuatku merasakan penyesalan. Menyadarkan bahwa cinta hanya bisa dibuktikan dengan dua jalan.
Menghalalkan atau mengikhlaskan. Dan aku membuktikannya dengan belajar mengikhlaskanmu. Membiarkanmu terbang tinggi dan bebas layaknya burung layang-layang yang telah handal terbang.
Membenci masa lalu hanya akan membuatku berhenti untuk melangkah. Namun, belajar memaafkan semua kesalahan diri sendiri enggaklah mudah. Yang perlu aku sadari, semua yang terjadi dalam hidup ini sudah ada dalam skenario Allah.
Termasuk tentang pertemuan dan perpisahan yang ku putuskan antara aku dan kamu. Aku bersyukur Allah izinkan aku mengenalmu, menjalani hari dengan kebahagiaan. Gak ada yang sia-sia, begitupun pertemuan kita. Juga perpisahan kita. Allah ingin aku belajar lewat dirimu. Tentang mengakui kesalahan, berani mengambil keputusan, memperbaiki diri, dan sebuah rasa yang salah.
Aku menyadari apa yang telah ku lakukan. Tentang ekspresi cinta berlebihan yang telah ku lakukan. Jika saat ini aku masih bertahan denganmu, mungkin aku akan semakin merasa memiliki dan semakin takut akan kehilanganmu. Yang membuatmu kian hari selalu berkata bahwa aku egois dan terlampau emosi.
Bahwa, ku tau, itu adalah salah.
Enggak pernah terpikir bahwa semua akan berakhir seperti ini. Bahwa pada akhirnya aku akan membuat keputusan ini. Merubah perasaan nyaman yang telah lama ada. Menjadi sebuah asing yang gak ku kenal lagi. Aku harus mengikhlaskan semua yang pernah ada. Yakinlah Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.
Apapun itu, aku mengikhlaskanmu untuk suatu alasan yang baik.
Meninggalkan sebuah kenyamanan yang terkemas sedemikian rupa demi sebuah kebaikan, jujur, enggaklah mudah. Tapi ketahuilah…
Biarkan semua hal manis menjadi rindu. Biarkan kesalahan menjadi pelajaran dan pengingatku untuk membangun masa depan. Semoga Allah mempertemukan denganmu kembali, entah dalam suatu cerita yang sama atau melihatmu menulis cerita yang berbeda..
Aku tahu, kamu tak ingin mendengar apapun lagi dariku, maka aku hanya bisa menuliskannya di sini, tanpa perlu ku kirimkan kepadamu. Semoga kamu tetap memiliki semangat untuk membangun diri dan masa depan, menyelesaikan tanggungan yang belum terselesaikan.
…Karena aku sedang semangat-semangatnya mengembangkan diriku untuk membangun masa depan yang hebat.
Kamu sudah cukup memberi pelajaran. Dan membuatku merasakan penyesalan. Menyadarkan bahwa cinta hanya bisa dibuktikan dengan dua jalan.
Menghalalkan atau mengikhlaskan. Dan aku membuktikannya dengan belajar mengikhlaskanmu. Membiarkanmu terbang tinggi dan bebas layaknya burung layang-layang yang telah handal terbang.
Membenci masa lalu hanya akan membuatku berhenti untuk melangkah. Namun, belajar memaafkan semua kesalahan diri sendiri enggaklah mudah. Yang perlu aku sadari, semua yang terjadi dalam hidup ini sudah ada dalam skenario Allah.
Termasuk tentang pertemuan dan perpisahan yang ku putuskan antara aku dan kamu. Aku bersyukur Allah izinkan aku mengenalmu, menjalani hari dengan kebahagiaan. Gak ada yang sia-sia, begitupun pertemuan kita. Juga perpisahan kita. Allah ingin aku belajar lewat dirimu. Tentang mengakui kesalahan, berani mengambil keputusan, memperbaiki diri, dan sebuah rasa yang salah.
Aku menyadari apa yang telah ku lakukan. Tentang ekspresi cinta berlebihan yang telah ku lakukan. Jika saat ini aku masih bertahan denganmu, mungkin aku akan semakin merasa memiliki dan semakin takut akan kehilanganmu. Yang membuatmu kian hari selalu berkata bahwa aku egois dan terlampau emosi.
Bahwa, ku tau, itu adalah salah.
Enggak pernah terpikir bahwa semua akan berakhir seperti ini. Bahwa pada akhirnya aku akan membuat keputusan ini. Merubah perasaan nyaman yang telah lama ada. Menjadi sebuah asing yang gak ku kenal lagi. Aku harus mengikhlaskan semua yang pernah ada. Yakinlah Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.
Apapun itu, aku mengikhlaskanmu untuk suatu alasan yang baik.
Meninggalkan sebuah kenyamanan yang terkemas sedemikian rupa demi sebuah kebaikan, jujur, enggaklah mudah. Tapi ketahuilah…
Biarkan semua hal manis menjadi rindu. Biarkan kesalahan menjadi pelajaran dan pengingatku untuk membangun masa depan. Semoga Allah mempertemukan denganmu kembali, entah dalam suatu cerita yang sama atau melihatmu menulis cerita yang berbeda..
Aku tahu, kamu tak ingin mendengar apapun lagi dariku, maka aku hanya bisa menuliskannya di sini, tanpa perlu ku kirimkan kepadamu. Semoga kamu tetap memiliki semangat untuk membangun diri dan masa depan, menyelesaikan tanggungan yang belum terselesaikan.
…Karena aku sedang semangat-semangatnya mengembangkan diriku untuk membangun masa depan yang hebat.
Komentar
Posting Komentar