Langsung ke konten utama

Teruntuk Kamu Yang Masih Memiliki Mimpi Namun Berlawanan Dengan Ego Orang Tua


Sore ini aku melihat sebuah catatan kecil tentang cita-cita seorang anak yang bertentangan dengan mimpi orang tuanya. Aku hanya dapat berdiam diri pilu sambil berfikir sejenak diatas bangku hijau di iringi orang berlalu lalang diatas kereta ini. Seketika aku ingin memberi anak ini sebuah semangat, semangat yang mungkin enggak pernah diberikan orang tuanya untuk mendukung dia mencapai mimpi serta harapannya di masa depan kelak.

Tapi aku gak bisa bergumam, untuk sekedar mengetik menulis berbicara memberinya motivasinya saja aku enggak mampu. Aku hanya lelaki dewasa yang bukan siapa-siapa, yang juga pernah memiliki cita-cita dan sebuah mimpi namun gagal aku capai, aku hanya bisa mendoakan segala sesuatu yang terbaik untuk masa depannya nanti. Hatiku bergejolak sakit saat aku sadar cita-cita ku gak pernah terwujud sama sekali dan aku gak punya tujuan lain selain itu. Aku gak ingin anak ini merasakan apa yang aku rasakan, seenggaknya aku ingin dirinya mensyukuri apa yang dia miliki dan dia masih memiliki sebuah cita-cita.

Untuk kamu yang memiliki cita-cita namun bertolak dengan keinginan orang tua. Kasih dan sayang orangtua sepanjang jalan sedangkan kasih sayang seorang anak hanya sepanjang pangkalan, begitu kan pribahasa kasih sayang orangtua terhadap anak?? Aku percaya setiap orangtua memiliki caranya sendiri dalam mengurus dan menjaga anaknya. Orang tua bukan hanya sebagai penjaga untuk kita sebagai anaknya tapi juga sebagai panutan untuk kita, dan juga kita adalah harapan dari mereka. Orangtua menaruh harapan besar terhadap anak-anak mereka, banyak dari orangtua yang telah menentukan masa depan anaknya sedari anaknya kecil. 

Bersyukurlah jika demikian.... ~

Aku selalu berfikir seharusnya, para orangtua mengerti posisi anaknya. Mereka bukanlah alat yang digunakan dan dibentuk untuk menyalurkan ambisi terdahulu. Anak-anak juga memiliki hobi, keinginan, cita-cita yang lain yang pada umumnya bisa berbanding terbalik dengan hobi orang tua itu sendiri.
Aku sangat mengerti betapa egoisnya mereka... Harusnya mereka mengerti sang anak pun memiliki hak untuk memilih dan memutuskan keputusan untuk diri mereka sendiri kedepannya. Kita semua sebagai anak harus bisa menerima saran baik dari orangtua kita, tapi tetap kitalah yang harus memilih jalan kita kedepannya. Aku gak pernah memintamu untuk membantah sebuah cita-cita orang tua kii, namun aku hanya berusaha untuk menguatkan kamu dengan apapun keputusan yang akan kamu buat kelak. Saat segala upaya yang kamu lakukan untuk meyakinkan orang tua enggak berhasil, cobalah mulai membuka sedikit hati kamu untuk membuat suatu keputusan. Jangan pernah lupa untuk berdoa,,
Katakanlah kepada orang tuamu, berikanlah sebuah pengertian untuk membuka mata dan hatinya. Setiap manusia, setiap anak-anak yang mulai dewasa bahkan dari mereka kecil berhak memiliki cita-cita dan mimpi. 

Bagi para orangtua biarkanlah anak memiliki mimpinya sendiri, sekalipun mimpi itu aneh dan seolah-olah enggak mungkin untuk masa depannya. Kerena enggak ada yang enggak mungkin di masa depan nanti kan ki??? Jangan sampai berkesan enggak mendukung cita-cita dan harapan sang anak sehingga membuat mereka gak lagi berani untuk bermimpi dan memiliki cita-cita. Beri pengertian ke mereka bahwa menghargai apa yang diinginkan anak akan membuat mereka bahagia seperti kebahagiaan yang diharapkan para orangtua lainnya.

Bila orang tua kamu masih bersih kukuh dengan ke egoisannya, maka cobalah berlapang dada dan mulailah buktikan ke orang tua kamu apapun keputusan yang kamu ambil nanti. Berikan semua yang terbaik untuk itu, dengan ketulusan dan keikhlasan..
Bersyukur lah.... ~

Boleh aku sedikit berkeluh kesah juga dengan cita-cita yang gak pernah aku capai sampai saat ini de???

Pernah enggak sih kamu memiliki banyak keinginan, harapan, dan cita-cita yang besarrr banget???
Pernah enggak kamu menuliskan hal-hal yang kamu impikan tercapai pada titik tertentu dalam hidupmu??
Pernah enggak kamu mendapati bahwa sebagian impianmu itu enggak akan pernah menjadi kenyataan, dan sebagian harapanmu mustahil untuk diwujudkan? Dan emang gak terwujud..

Aku pernah.

Faktor ekonomi, menjadi musuh terbesarku.. :)
Dulu.. 10 tahun yang lalu mungkin saat aku mulai memiliki mimpi. Aku memiliki banyak keinginan, banyak cita-cita. Dulu, aku rajin menuliskan setiap impian dan keinginanku. Namun, suatu hari, aku mendapati bahwa apa yang kuimpikan enggak bisa kucapai pada tenggat waktu yang sudah aku tentukan. Perasaan marah dan kecewa berkecamuk di dalam diriku. Aku bertanya kepada Allah, mengapa Dia mengizinkan aku gagal mencapai apa yang aku inginkan. Aku tahu gak seharusnya aku mempertanyakan Allah, tetapi saat itu kekecewaan begitu menguasaiku. Kondisiku bisa dibilang sangat buruk waktu itu, di satu sisi aku harus tahu ekonomi keluargaku begitu buruk, dan aku belum bisa membiayai diriku sendiri apalagi membantu orang tuaku.
Hingga pada suatu malam sebelum tidur aku merenung dan membaca sebuah kata-kata indah kira-kira begini bunyinya. 

"Wahai masalah besar, aku memiliki Tuhan yang jauhhhh lebih besar dari kamu.. " Kata-kata itu yang menguatkan aku, aku harus membuat keputusan besar dalam hidup aku sendiri. Aku memilih jalan yang gak aku pilih, namun aku tetap menjalaninya dengan tulus dan ikhlas.. Yaudah jalanin aja apa adanya, aku menikmati masa remaja menuju dewasa ini.

Allah begitu bijak, gak mungkin salah dengan rencana indah Nya..
Allah begitu baik, gak mungkin pernah jahat terhadap hamba Nya..
Saat kamu gak mengerti, (saat kamu) gak paham rencana Nya,
(saat kamu) enggak melihat tangan Nya,
Percaya hati Nya.... :)

Rangkaian kata-kata itu membuat kaka merenungkan apa yang kaka alami. Benar bahwa banyak impian kaka yang gak menjadi kenyataan, namun kaka telah melupakan banyak fakta yang penting. Aku lupa bahwa ada satu Dzat yang maha tinggi yang selalu bekerja di balik layar. Aku lupa bahwa setelah aku diselamatkan, hidup yang aku jalani sekarang ini bukanlah milikku sepenuhnya. Bukan aku sendiri  yang memegang kendali penuh atas hidupku. Aku lupa bahwa meskipun aku memiliki pensil dan kertas, Allah memiliki seluruh rencana dan gambar kehidupan aku yang sudah tertuang di lauful mahfud.

Aku tersadar bahwa aku telah bersikap seperti seorang anak kecil yang menuntut semua keinginannya harus terpenuhi dan doanya dijawab segera begitu ia memintanya. Aku tidak sedang hidup sebagai seorang hamba yang mengenal dan percaya kepada Tuannya, Allah yang memegang kendali penuh atas hidupku.

Dek, enggak salah jika kita punya banyak impian dan keinginan. Tetapi, janganlah kita pernah lupa bahwa kita memiliki Allah yang begitu besar atas kuasa Nya, yang memegang kendali atas segala sesuatu didunia dan akhirat. Kita boleh aja memegang pensil dan menulis semua impian dan keinginan kita, tetapi ingatlah bahwa Allah memegang penghapusnya. Izinkan Dia menghapus keinginan-keinginan kita yang tidak benar, dan menuliskan rencana-Nya yang lebih baik dalam hidup kita. Dan, perhatikanlah bagaimana Dia bekerja di balik layar hidup kita masing-masing jalankan semua itu dengan ke ikhlasan dan ketulusan.

Ketika kamu merasa keadaan di sekelilingmu  enggak berjalan sesuai dengan keinginanmu, jangan takut yaa dek.. Allah SWT, Sang Pencipta sedang dan akan terus bekerja menggenapi rencana Nya di dalam dan melalui dirimu.. Kamu harus semangat, dan kamu harus bahagia.. Tetap pancarkan senyum manis kamu :)

~Semangattttttt~



8/4/20 19:49pm

From: Gustianto Rahman
To: RIAK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...