Hal yang gak mungkin kita bisa ingkari adalah kepastian bahwa mentari akan selalu kembali untuk beristirahat dan akan kembali esok hari, itu udah pasti. Sebelum mentari benar-benar pergi dia berpamitan kepada senja seakan senja mengerti jika mentari berjanji akan segera kembali. Angin sepoi-sepoi juga ikut mengiringi kepergian sang mentari seakan mempersilahkan mentari pergi tanpa menaruh sedikitpun keraguannya.
Kicauan burung yang saling bersautan menghantarkan kepergian sang mentari dengan kicaun yang merdu mengucapkan terimakasih telah datang untuk menyinari hariku. Ombakpun saling bertegur sapa seolah mereka bercengkrama bahwa mentari akan segera kembali tepat pada waktunya.
Kamu tau, mentari akan kembali tanpa berjanji kepada alam??? Ia benar-benar kembali tepat pada waktunya, enggak ada yang mengingtkannya untuk kembali tapi ia benar-benar kembali padawaktunya. Salahkah gue yang mengharapkan kamu kembali tepat pada waktunya seperti sang mentari???
Jika itu adalah hal yang salah, coba jelaskan sama gue dimana letak kekeliruan gue yang mengharapkan kamu untuk kembali seperti mentari yang gak pernah ingkar walau dia gak pernah mengucapkan janji kepada alam bahwa ia akan kembali.
Masihkah gue orang yang tetap mengisi ruang yang hati kamu?? Atau gue ini hanyalah senja dalam benak kamu yang hanya ada untuk sekedar mengisi kekosongan sang kalbu???
Jangan biarkan gue berimajinasi bahwa gue adalah satu-satunya, bukan salah satunya jika memang benar bukan gue sosok yang lo puja selama ini. Imajinasi gue selalu membuat gue terbang ke alam yang dinamai kebahagiaan. Imajinasi gue seoalah gak mau beranjak dan berkunjung ke alam yang dinamai kenyataan oleh jiwa.
Gue selalu berusaha mengulur senja pergi dengan imajinasi gue. Namun malam dan sunyi selalu menyadarkan gue bahwa senja telah pergi. Gue selalu terlambat untuk menyadirinya dan enggak pernah bertemu waktu untuk berpamitan pada senja, gue terbuai oleh angan yang gak kunjung menyadarkan gue untuk kembali.
Gue enggak menemukan cara untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal ataupun sekedar melambaikan tangan. Malam berusaha menghibur gue dengan kelip bintang yang menatap dengan senyumannya dan terkadang pergi gak tau kapan akan kembali.
Setelah begitu lama kelam gak kunjung beranjak. Kelam begitu nyaman untuk tinggal dan bercengkrama dengan imajinasi kosong dan harapan semu. Gue selalu berusaha untuk melupakan tanpa berharap kamu akan kembali, dan itu membuat gue seperti seorang yang hampir gila karena berlari tanpa kaki dan terbang tanpa sayap penopang yang kokoh.
Bagaimana mungkin gue bisa beranjak dari ruang sunyi ini? Sementara gue aja enggak tau bagaimana caranya beranjak tanpa jejak usang yang selalu mengikuti langkah kaki gue. Dia selalu menghantui gue. Dia terlihat usang tapi sangat bermakna untuk masa kelam yang pernah gue lalui bersama.
Mereka bilang senja begitu indah, untuk dinikmati dikala hati berhenti berkelana karena lelah oleh harapan semu. Tapi mengapa hati ini semakin lelah???? Apakah jejakmu begitu membekas??? Hingga sang waktupun seolah berhenti untuk mengingatkan gue bahwa kamu udah pergi???Ya pergi... Bahkan pergi begitu jauh. Mata gue telah lelah menatap ruang kosong yang enggak memililiki arti apa-apa. Tapi hati gue enggak begitu kokoh untuk mempertahankan kamu agar tetap tinggal.
Jiwa gue begitu lelah harus berdebat dengan rindu. Hati yang selalu berjuang dengan rindu untuk tetap mempertahankan kamu dalam imajinasi yang enggak kunjung selesai. Dapatkah kamu mengisyaratkan pada hati, bahwa kamu akan benar-benar pergi dan gak akan pernah tinggal lagi??? Walau hanya singgah sebentar saja gak akan terjadi???
Jangan memberi harapan, bunuh gue dengan harapan semu yg mengikis hati dan fikiran gue secara perlahan.. Pergilah, gue mengikhlaskan lo..
Gstr~
Kicauan burung yang saling bersautan menghantarkan kepergian sang mentari dengan kicaun yang merdu mengucapkan terimakasih telah datang untuk menyinari hariku. Ombakpun saling bertegur sapa seolah mereka bercengkrama bahwa mentari akan segera kembali tepat pada waktunya.
Kamu tau, mentari akan kembali tanpa berjanji kepada alam??? Ia benar-benar kembali tepat pada waktunya, enggak ada yang mengingtkannya untuk kembali tapi ia benar-benar kembali padawaktunya. Salahkah gue yang mengharapkan kamu kembali tepat pada waktunya seperti sang mentari???
Jika itu adalah hal yang salah, coba jelaskan sama gue dimana letak kekeliruan gue yang mengharapkan kamu untuk kembali seperti mentari yang gak pernah ingkar walau dia gak pernah mengucapkan janji kepada alam bahwa ia akan kembali.
Masihkah gue orang yang tetap mengisi ruang yang hati kamu?? Atau gue ini hanyalah senja dalam benak kamu yang hanya ada untuk sekedar mengisi kekosongan sang kalbu???
Jangan biarkan gue berimajinasi bahwa gue adalah satu-satunya, bukan salah satunya jika memang benar bukan gue sosok yang lo puja selama ini. Imajinasi gue selalu membuat gue terbang ke alam yang dinamai kebahagiaan. Imajinasi gue seoalah gak mau beranjak dan berkunjung ke alam yang dinamai kenyataan oleh jiwa.
Gue selalu berusaha mengulur senja pergi dengan imajinasi gue. Namun malam dan sunyi selalu menyadarkan gue bahwa senja telah pergi. Gue selalu terlambat untuk menyadirinya dan enggak pernah bertemu waktu untuk berpamitan pada senja, gue terbuai oleh angan yang gak kunjung menyadarkan gue untuk kembali.
Gue enggak menemukan cara untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal ataupun sekedar melambaikan tangan. Malam berusaha menghibur gue dengan kelip bintang yang menatap dengan senyumannya dan terkadang pergi gak tau kapan akan kembali.
Setelah begitu lama kelam gak kunjung beranjak. Kelam begitu nyaman untuk tinggal dan bercengkrama dengan imajinasi kosong dan harapan semu. Gue selalu berusaha untuk melupakan tanpa berharap kamu akan kembali, dan itu membuat gue seperti seorang yang hampir gila karena berlari tanpa kaki dan terbang tanpa sayap penopang yang kokoh.
Bagaimana mungkin gue bisa beranjak dari ruang sunyi ini? Sementara gue aja enggak tau bagaimana caranya beranjak tanpa jejak usang yang selalu mengikuti langkah kaki gue. Dia selalu menghantui gue. Dia terlihat usang tapi sangat bermakna untuk masa kelam yang pernah gue lalui bersama.
Mereka bilang senja begitu indah, untuk dinikmati dikala hati berhenti berkelana karena lelah oleh harapan semu. Tapi mengapa hati ini semakin lelah???? Apakah jejakmu begitu membekas??? Hingga sang waktupun seolah berhenti untuk mengingatkan gue bahwa kamu udah pergi???Ya pergi... Bahkan pergi begitu jauh. Mata gue telah lelah menatap ruang kosong yang enggak memililiki arti apa-apa. Tapi hati gue enggak begitu kokoh untuk mempertahankan kamu agar tetap tinggal.
Jiwa gue begitu lelah harus berdebat dengan rindu. Hati yang selalu berjuang dengan rindu untuk tetap mempertahankan kamu dalam imajinasi yang enggak kunjung selesai. Dapatkah kamu mengisyaratkan pada hati, bahwa kamu akan benar-benar pergi dan gak akan pernah tinggal lagi??? Walau hanya singgah sebentar saja gak akan terjadi???
Jangan memberi harapan, bunuh gue dengan harapan semu yg mengikis hati dan fikiran gue secara perlahan.. Pergilah, gue mengikhlaskan lo..
Gstr~
Komentar
Posting Komentar