Gue cuma seorang manusia biasa, yang suka dan bahkan terlalu sering menaruh harapan lebih kepada sesama manusia. Mereka sama kaya gue, berasal dari pencipta yang sama, berada di dunia yang sama, enggak ada kelebihan, tapi seakan gue begitu mengagungkan mahluk yang sama kaya gue sendiri. Seakan harapan yang gue titipkan akan dijaga wkwk
Kenyataannya yang selalu gue dapet, gue sangat keliru, gue salah. Dari awal emang gue yang salah menempatkan harapan gue itu. Menempatkan harapan tertinggi pada manusia yang sama aja kaya gue. Berharap lebih seakan enggak ada kemungkinan untuk merasa kecewa, putus asa, gelisah. Padahal gue sendiri sebenernya tau kalo hati manusia tempatnya berubah-ubah kan??? Ya itu gue, masih aja meyakinkan diri untuk tetap percaya pada harapan.
Bersandar pada manusia biasa, berharap bisa ditenangkan sedemikian rupa. Gue benar-benar lupa atau cuma berpaling, bahwa Allah yang Maha membolak-balikan hati hambanya. Rela berlama-lama menanti pada manusia, rela untuk menanti kepastian, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Sebenarnya apa yang sedang gue lakukan????
Gue sebagai manusia emang begitu, percaya dulu pada harapan yang digantungkan pada sesama manusia, begitu udah dapet kecewa barulah mengadu pada semesta. Mengapa harus mendapat kecewa dulu buat percaya bahwa Tuhan yang enggak pernah memberi kecewa. Apa karena sabar gue yang belum seberapa??? Apa karena lelahnya menunggu kepastian dari Nya???
Semua emang enggak harus berjalan sesuai yang diharapkan. Jalan hidup dan skenario Allah enggak akan ada yang tau kan??? Allah sangat hebat. Udah sebegitu hebatnya aja masih ada loh hambanya yang mengabaikan, cuma karena enggak cukup bersabar. Iya termasuk gue. Dan gue pun tau itu kok, gue sadar banget.
Dari rasa kecewa yang gue dapatin karena banyaknya harapan yang gue titipkan pada manusia, gue mulai belajar. Belajar buat ikhlas ketika banyak sekali penolakan yang datang. Enggak lagi menyalahkan Allah dan mempertanyakan kenapa gue enggak pantes mendapatkan kesempatan itu??? Gue bisa jawab karena sejatinya itulah cara Allah menyayangi gue dari hal-hal yang mungkin memang enggak pantas gue dapatin. Bukan gue buruk dalam hal itu, tapi Allah udah mempersiapkan rencana terbaik buat gue.
Mulai saat ini, gue mencoba untuk menanamkan pada diri sendiri buat enggak lagi menaruh harapan pada manusia, enggak akan lagi. Udah cukup rasanya kecewa berkali-kali hingga merasa putus asa. Berharap, kecewa lagi, berharap, kecewa lagi. Begitu terus aja sampai gue jadi pangeran dan ada putri salju yang nyata didunia ini. Gue tau akibat dan rasanya kalo itu semua gue terusin, gue enggak sayang pada diri gue sendiri!!! Ngasih peluang dan membiarkan seorang manusia membuat gue kecewa cuma karena gue terlalu bersandar padanya. Gue gak akan pernah mau berharap sama manusia manapun. Gue udah cukup punya Allah yang maha segalanya.
Kalian pemberi harapan palsu hanya orang-orang jahat yang engga pernah bersyukur. Apakah gue berniat jahat pada pemberi harapan itu? Enggak!
Apakah gue ingin menyakiti orang yang aku harapkan itu?? Enggak pernah sama sekali!!!
Apakah gue orang jahat yang pada awalnya kamu beri harapan lalu gue dijauhi???
Gue sama sekali enggak pernah berfikir buat jahat sama sekali, tapi lo jauhin..
Padahal gue udah berusaha untuk sebaik mungkin menjaga agar kamu baik-baik aja, tapi kamu benar-benar menjauhi gue seperti selayaknya gue seorang penjahat!!!! Sungguh ironi!!!
Gue gak akan pernah mau berharap sama manusia manapun, kalian semua munafik.. Kalian semua palsu!!!
Saat gue berharap pada kepalsuan kalian, dan kemunafikan kalian.
Gue kalah..
Komentar
Posting Komentar