Langsung ke konten utama

Gue Lelah

Coba aja lelah ini malah mengalahkan gue.. Enggak banyak yang tau kalo gue lagi berjuang dalam lelah. Enggak gue ceritakan ini pada ibu bapak, enggak pula gue mengabarkannya pada kotak-kotak persegi empat foto di sosial media. Dalam pikiran gue, biar aja gue ngelakuin semuanya di jalan sunyi, siapa tau nanti ibu bapak bisa langsung menikmati kabar gembiranya, dan teman-teman gue mencicip seraup hikmahnya aja. Entah gimana, guebsemacam enggak rela kalo jalan sunyi gue ini menjadi riuh oleh banyak pertanyaan, harapan, atau juga komentar-komentar dari orang lain, yang bahkan enggak sepenuhnya memahami apa yang lagi gue perjuangkan. Atau, apa mungkin sebenernya gue belum siap buat menceritakannya???


Ah, gue enggak tau hahhaa. Mungkin, nanti gue akan benar-benar menceritakannya pada orang yang sepenuhnya gue percaya. Kamu misalnya, sahabat sejiwa, semakna, dan semoga juga sesyurga... Aamiin :D


Di jalan sunyi ini, banyak dinamika udah terjadi. Gue menjadi paham bahwa kata lelah dan segala problematikanya memang tersemat dalam makna kata berjuang. Terang aja, sebab gak ada berjuang yang enggak lelah, gak ada berjuang yang jalannya lurus-lurus aja, juga gak ada berjuang yang enggak mempertemukan diri seseorang dengan selemah-lemah kondisi dirinya. Gue jadi ingat pesan ibu gue , kalo berjuang itu harus sampai terasa berkorbannya, sulitnya, juga lelahnya. Sebab, kalo enggak demikian, gimana kalo jangan-jangan sebenarnya kita enggak sedang memperjuangkan apa-apa???? 


Beberapa kali, bahkan berkali-kali, gue pernah ingin berhenti. Jalan yang harus gue tempuh di depan rasanya gelap banget . Gue takut enggak mampu ngelewatinya. Gue khawatir gagal di perjalanannya. Tapi gue sih terus berpikir bahwa takut dan khawatir itu boleh jadi memang terasakan oleh siapapun yang berjuang, dan yang menjadi pemenang adalah dia yang berhasil melewatinya kan?? Dengan menyelesaikan setiap tantangannya. Gue juga kemudian teringat bahwa gue bersama oleh Allah, yang tentu akan menuntun gue pada jalan-jalan terbaik Nya. Terus, apa lagi yang bisa menghentikan gue???? 


Enggak ada, 


Jadi gue putuskan buat elangkah lagi, melanjutkan perjalanan dan perjuangan dengan harapan Allah senantiasa membantu gue untuk memenangkannya... 


Lo tahu gak, keputusan buat terus melangkah ini bukan berarti tanpa resiko. Lelah adalah makanan sehari-hari. Bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah jiwa, lelah perasaan. Tapi, gue ingin mempersembahkan perjuangan ini sebagai hadiah untuk ibu bapak, juga sebagai sebaik-baik amal shalih untuk Nya. Kalo gue berhenti, tentu aja semua itu hanya akan berhenti di angan-angan, menertawakan diri gue sendiri yang berhenti karena lelah berjuang. Udah dehh, gak apa, lelah ini biar gue peluk aja. Sebab, bukankah kita enggak diizinkan berhenti ketika lelah dan baru boleh berhenti ketika selesai???? 


Untuk kamu yang juga lagi berjuang seperti gue, gue mau membisikkan sesuatu. Lelah itu boleh, yang jangan adalah menyerah lalu berpasrah pada keadaan. Lelah itu niscaya, yang jangan adalah dikalahkan oleh kelelahan hingga meninggalkan perjuangan. Lelah itu enggak pernah salah, yang jangan adalah menggerutu akan takdir Allah dan berpikir bahwa Allah salah perhitungan ketika memberikan rahasia Nya buat kita.


Selamat berjuang!!! 


Semoga semua bisa menjadi semanis-manis amal sholeh yang kelak bisa kita banggakan di hadapan Allah SWT. 


Aamiin~





Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...