Langsung ke konten utama

Level Tertinggi Mencintai Adalah Merelakan Dia Bahagia Bersama Orang Lain

Level tertinggi bullshit adalah judul kalimat diatas. Oke next... Aku lanjutkan 4 hours again  masih dimobil...... 


Dan sekarang jam 21.42 tanggal 24 Agustus aku baru bisa lanjutin postingannya.. Im feel so tired!!! 


Judul tulisan ini adalah hal terbullshit yang pernah aku baca, aku lihat, dan aku tulis. 

Karena orang-orang munafik lah yang pura-pura mengikhlaskan orang yang "Dicintainya". Termasuk aku, yep.. Aku salah satu orang munafik itu. 


Saat aku berfikir dalam hidup ini siapa sih yang enggak mempunyai masalah? Aku, kamu, mereka, dia... Meskipun kita menginginkan hidup ini berjalan baik-baik aja, mulus dan tanpa masalah, toh kenyataannya jalan hidup seseorang enggak akan pernah ada yang tahu kan?? Sekalipun pribadi itu sendiri. Sekalipun itu kamu, aku.


Seorang peramal sekalipun, enggak akan pernah bisa akurat melihat garis kehidupan seseorang. Kaya peristiwa kehilangan, merupakan sesuatu yang pasti, meski enggak ada satupun yang menginginkannya terjadi. Entah kemarin, hari ini atau kapanpun. Setiap dari kita pasti merasakan, enggak cuma kamu akupun demikian. Kehilangan sesuatu atau kehilangan seseorang. Siapa yang dapat menghindar??? Seperti aku yang kehilangan kamu, bahkan saat belum pernah sedikitpun aku memiliki hatimu. 


Semua udah masuk dalam rancangan Allah kok aku percaya, dan selalu percaya. Garis kehidupan dari setiap kita manusia. Allah enggak menciptakan segala sesuatu tanpa alasan loh. Enggak pula menjadikan setiap peristiwa secara kebetulan. Kalo kamu belum mengerti akan apa yang terjadi sekarang, kelak nanti kamu akan mengerti mengapa Allah menjadikan semua begini adanya... 


Kadang, kita sebagai manusia sering lupa. Lupa kalo idup itu enggak selalu bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan, ya kalau ingin semua sesuai sama yang kita mau sih namanya kita sutradaranya, bukan Gusti Allah.. Gusti Allah loh bukan gustiii.. Jadi jangan pernah ragu yaa. Kita juga sering kali lupa bersyukur udah diberi kesempatan hidup dan lupa menikmati setiap momen yang terjadi dan gak jarang hanya terlewat begitu saja.


Hingga akhirnya, ketika sesuatu atau seseorang itu pergi terus menghilang, kita malah terkadang menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan Tuhan. (Gak jarang sambil nangis) menginginkan semua itu kembali, bersama kita lagi. Padahal, kita enggak pernah bisa mengubah orang-orang menjadi seperti apa yang kita mau dan seperti yang kita butuhin. Yang pergi biarin aja pergi dan jangan mengharapkan kembali, apalagi sampe memaksa, itu bukan aku banget. 


Kalo udah perihal mengikhlaskan dan melepaskan, semua itu sih emang harus fokus pada proses penerimaan. Menurutku sebuah seni mengikhlaskan, butuh proses dan perjuangan terkadang juga penuh pengorbanan... Hashekkk!!! Jarang bangett, perasaan yang harus dikorbankan. Sejauh mana kamu bisa menerima, dititik itulah kamu bisa mulai mengikhlaskan.. 


Bukan hanya mengikhlaskan yang pergi dari kehidupan kamu loh.. Tapi juga hal lain kayak; penolakan, kekalahan, ataupun kegagalan lainnya.. Kamu nggak bisa memaksa pada Tuhan untuk menuruti apa keinginan kamu, karena emang bukan kamu Tuhannya. Susa emang, tapi bukan berarti kok kalo kamu enggak bisa buat mengikhlaskan apa yang udah pergi atau  yang udah diambil dari kamu.

 Allah tu bikin skenario buat kamu, sebelum kamu dikandung sama ibu kamu loh, Tuhan punya master plan dalam setiap tahap kehidupan kamu. Kamu bisa aja punya rancangan mau bikin rumah satu lantai dengan dua kamar tidur, tapi kalau Dia pengen kamu punya apartment yang di lantai dasarnya itu mall, kamu emangnya gak mau gitu??? Cara Nya juga pasti ajaib banget deh, karena punya rancangan yang indah buat kita.


Percaya aja. Lukisan nggak akan jadi indah tanpa adanya gradasi warna yang banyak di kanvasnya. Sama halnya kayak hidup kamu. Kamu juga mesti mau menjalani dinamika kehidupan, pasang surut dan warna-warni kehidupan. Karena hidup banyak rasa (katanya loh, tau kata siapa) wkwkwk.


Legowolah... Ikhlaskan, kalau emang hari ini kamu gagal. Kalau besok masih gagal, coba lagi (kayak Prabowo gitu, nyoba nyapres terus?). 

Kalau hari ini ada yang harus pergi darimu, meski kamu gak menginginkannya, ikhlaskan aja, legowo aja deh. Mungkin emang udah saatnya dia untuk pergi dari kehidupan kamu. 

Waktu untuk bersamamu dari Tuhan udah abis. Kamu mungkin memang ditakdirkan enggak bersamanya selamanya. 


Enggak mudah menguraikan makna kata 'legowo'. Legowo kira-kira berarti sikap bisa menerima keputusan, enggak dendam, enggak suudzon, dan enggak curiga. Legowo adalah menerima kondisi yang terjadi sebagai ketetapan Tuhan. Dibutuhkan penjelasan panjang buat menjabarkan satu kata saja. Tapi biasanya pelaksanaan legowo lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan hahaha. Tapi kalau bisa, maka segala perkara dan kejadian akan dianggap sebagai nikmat dan bukan kesusahan.


Adanya rasa kecewa karena udah kehilangan yang kita inginkan, atau karena gagal meraih sesuatu, emang wajar dirasain, tapi kita harus pintar-pintar mengendalikan emosi. Emosi yang hanya bisa dikendalikan oleh diri sendiri, mungkin kalo bisa menahan dan mengontrol, enggak akan terjad hal yang enggak kita inginkan.


Menerima keadaan adalah hal yang paling mendasar yang harus kita lakuin. Ketika kita bisa menerima keadaan, tanpa menyesali dan berharap yang telah berlalu bisa terulang kembali, secara perlahan kita bisa menyadari dan merelakan dan mengikhlaskan yang terjadi.


Semua udah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sejauh apapun kamu bersembunyi, sekuat apapun kamu berlari, kalau sudah waktuNya, pasti akan terjadi.


Setiap takdir udah punya alasan yang mutlak. Allah enggak menciptakan sesuatu yang gak beralasan. Takdir sepahit dan sekejam apapun itu membuktikan kalau Allah itu ada. Berusahalah menjadi versi terbaik dari diri sendiri di setiap harinya. Jika memang suatu saat yang hilang itu memang milik kamu, pasti akan kembali padamu, atau Allah akan menggantinya dengan bentuk lain, yang lebih baik lagi.


Jangan takut gagal, jangan takut sakit hati, karena saatnya nanti, semua akan berganti. Langit gak selamanya hujan, badai pasti berlalu. Pelaut yang tangguh dihasilkan bukan dari laut yang tenang. Takdir Allah pasti indah. Jangan pernah menghidar apalagi berlari, karena sejauh apapun menghindar, pasti akan bertemu dengan takdir Nya. Ikhlaskan agar bisa melegakan dalam menjalani hari-harimu.


Semakin kita menerima keadaan, semakin kita bisa pasrah dan mengikhlaskan kehendak Nya, bukan memaksakan apa yang kita inginkan, karena sesungguhnya Dia mengerti apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.


Jadi level tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan buatku memang bullshit banget, kalau enggak ada action.. Dan cuma kamu lakuin dibibir aja, diucapan aja gak  ada perubahan sikap. Aku adalah orang yang berusaha mengikhlaskan kamu, itulah level tertinggi sekaligus terbullshit ku hahaha 🤣🤣🤣


Jadi kalau kamu sama orang lain apakah akubisa tersenyum ikhlas??? 😅


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...