Gimana rasanya menemukan titik pembentuk garis lintas kebahagiaan sih??? Terus gimana rasanya menemukan titik yang mereka sebut-sebut sebagai alasan untuk pulang??? Dulu aku enggak pernah tau. Bahkan gak pernah terpikir untuk memintanya. Sekarang aku menemukan titik itu.
Titik itu berporos pada sorot mata indah kamu yang penuh rasa kosong, sepi, sunyi, ada rasa yang tertahan, rasa yang terpenjara. Titik itu telah melahirkan banyak senyuman palsu yang kamu jaga dalam diam. Sorot mata itu nanti yang akan menyebrangkan aku dari kota kenangan ini ke kota ketenangan disana. Titik itu juga yang akan menghapus jejak-jejak kehilangan dan menumbuhkan kembali rona-rona merah luka pada hati yang kosong ini.
Aku rindu titik itu. Haruskah aku menciptakan taktik agar kamu melirik???? Aku selalu berbisik dalam doa, agar setiap pandanganmu melahirkan cara untuk membuatku berulang-ulang jatuh cinta. Sebanyak apapun tanggal-tanggal yang tersilang lewat dalam pandang, aku enggak ingin suatu hari nanti tercipta hari bersejarah saat luka juga kamu undang. Hingga malam enggak pernah manis lagi karena seisi kamarku ramai penuh oleh pikiran tentang kamu.
Untukmu yang terlalu mencintai ‘suatu hari nanti’, aku ingin mengaminkan keindahan rahasia Pencipta. Enggak akan ada yang tau tentang perkara hari esok kan??? cukup pejamkan mata dan nikmati hari ini. Angan terlalu tajam untuk kita telan buru-buru. Pelan-pelan saja. Setidaknya aku bersyukur, aku menemukan titik itu. Semoga kita dapat menyatu sebagai garis yang enggak terputuskan. Aku akan selalu melafazkan namamu dalam setiap doaku. Walaupun sakit menerima satu titik dari pesan kamu, yang baru ku terima seumur hidupku ini. Hahaha :D
Komentar
Posting Komentar