Langsung ke konten utama

Tujuan Hidup

Saya adalah salah satunya, orang yang tidak memiliki tujuan hidup.. 


Saya berusia 27 tahun hari ini, dan akan menjadi 28 tahun dalam beberapa jam ke depan. Tetapi saya tahu, usia tidak akan berarti banyak, berapapun usia saya, saya akan tetap tidak memilikinya. Saya tidak memiliki impian; saya tidak ingin menjadi kaya, tidak ingin menikah dan membangun keluarga yang sempurna, tidak ingin pergi kemanapun juga, tidak memiliki pekerjaan impian yang spesifik jenisnya.

Saya sering berpikir;


MENGAPA SAYA HARUS REPOT-REPOT MELAKUKAN HAL-HAL JIKA PADA AKHIRNYA SAYA AKAN MATI DAN MELUPAKAN SEMUANYA?


Dan saat itulah saya menemukan ini:


Di suatu tempat, ada orang-orang yang rela berpanas-panasan hanya untuk mengemis makanan dari orang-orang. Ada para pengungsi yang berjuang sekuat tenaga untuk bertahan di tanah orang. Ada orang-orang yang rela membunuh agar ia tidak dibunuh terlebih dahulu. Semua itu dilakukan hanya agar mereka bisa hidup sedikit lebih lama, Jika hidup ini tidak berarti, mengapa orang-orang melakukannya?

Ada sekitar 10.000 generasi sebelum kita. Para nenek moyang berjuang melawan perang, kelaparan, wabah, dan ketidakjelasan; sampai mereka melahirkan kita, membuat kita bisa berdiri hari ini.

Kita memiliki gawai paling cerdas (yang ditemukan sejauh ini) yang tersimpan di balik tengkorak kita, yang kita sebut sebagai otak. Ia jelas tidak tercipta hanya untuk dianggurkan, ia tercipta untuk kita gunakan; belajar!

Hidup tidak harus ada. Bigbang tidak harus terjadi. Alam semesta bisa saja tetap diliputi ketiadaan. Hal-hal indah seperti warna tidak harus ada, kupu-kupu tidak harus ada, bintang tidak harus ada. Tetapi, mereka ada, dan kita cukup beruntung untuk bisa melihatnya.

Apakah dengan mengatahui hal ini membuat saya dan kamu bisa memiliki tujuan hidup?


Jawaban jujur; TIDAK.


Pertama, orang-orang berjuang keras demi hidup lebih lama hanya karena mereka takut dengan kematian, tidak siap atas apa yang akan terjadi setelah kematian itu datang.

Tak peduli seberapa keras kamu belajar dan menggunakan otakmu, seberapa sempurna momen-momen yang kamu simpan; kamu tetap akan mati, otakmu akan membusuk, dan kamu akan melupakan semuanya.


Secara jahat, saya katakan; kita akan mati, tujuan hidup dan hidup itu sendiri tetap tidak berarti.


Tetapi, sebelum mati; saat hidup, kamu diberi pilihan, untuk menjadi sampah atau justru berguna bagi manusia-manusia generasi selanjutnya, untuk menjadi bahagia atau terus bermuram durja. Semesta tidak peduli pada pilihanmu, tetapi kamu punya otoritas untuk memilih.


Dan jika kamu bisa memilih menjadi berguna, kenapa tidak?


Kamu setidaknya akan mati dengan damai, namamu akan terkenang, dan kamu akan menghadirkan banyak kebahagiaan.


Dan ini berlanjut, jika kamu bisa memilih kebahagiaan, kenapa tidak?


Bagaimana caranya? Saya tidak tahu, menjadi berguna bukan satu-satunya. Dan saya bukan kamu, cara kamu berbahagia tidak sama dengan saya; yang tahu hanya dirimu.


Tetapi, untuk apa, bukankah hidup tidak berarti? Sedih atau bahagia bukankah sama saja?


Jelas, untuk mendapat kilas balik yang sempurna saat sekarat. 


Atau tidak. Tetapi kesedihan itu menyakitkan. Dan kamu bukan masokis yang suka dengan sensasi itu. (Tbh, saya masih tidak tahu mengapa kita menyukai kebahagiaan, neurosains bukan bidang saya.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...