Langsung ke konten utama

Dejavu

 Sekarang jam 01.43 WIB, gue kebangun padahal alarm handphone gue belum nyalah. Harusnya gue kebangun jam 02.30, tapi gue kebangun lebih cepet dari biasanya. Gue mimpi dan tiba-tiba berasa sesak terus kebangun memimpikan anak kecil di halte gondangdia yang dulu waktu gue masih kerja di Mandiri hampir setiap hari kalo gue lembur pulang sampai malam pasti ketemu dia dan sering banget gue kasih makanan lembur gue(karena biasanya memang dapet jatah makan malam dan biasanya itu pesen diluar), kalo setiap akhir bulan gue pasti lembur dan hampir setiap hari juga ketemu dia. Sampe sekarang gue beneran lupa namanya, asli gue lupa banget tapi wajahnya sama senyum kecilnya gue masih inget banget kok. 

Duh kangen, gue nulis ini mata gue pun berkaca-kaca loh sedih jadi kepikiran dia. Duh anak 9 tahunan masih kecil banget tapi udah harus hidup di jalanan.. Dari yang gue inget yaa, dia itu dulu kerjaannya memulung bekas-bekas botol akua dan semacamnya, dan kalau udah malam dia biasanya tidur didepan halte samping kantor gue persis di RP Soeroso. 


Kalo dilihat dari matanya tersirat banget jujur kalau dia lelah dan jenuh mungkin dengan kehidupan dia yang harus berjuang mencari makan sendiri. Dia masih memiliki orangtua, tapi kerjaannya yaa sama mencari barang-barang bekas juga. 

Perkenalan gue dengan dia berawal dari saat gue pulang lembut sekitar jam 22.00, entah kenapa gue jalan sendiri untuk pulang enggak naik bajaj ke stasiun. Kebetulan juga gue membawa nasi goreng yang harusnya menjadi santapan makan malam gue. Tapi gue bertemu anak ini, melihat wajah polos yang agak murung gue tawari lah dia bungkusan nasi goreng yang gue bawa tadi. Dia mau, dia mau dan langsung memakannya(gue lihat dia langsung buka dan dia makan) karena enggak bisa berlama-lama gue langsung lanjut jalan menuju stasiun gondangdia buat pulang. 

Nah, kejadian itu berlangsung berkali-kali, hampir setiap gue pulang malem gue selalu ketemu dia dan gue juga mutusin untuk setiap jatah makan malam lembur gue, gue bungkus dan gue bawa buat dia. Oiya gue baru ingetttt, namanya Ardi. 

Waktu gue pulang lembur enggak begitu malam masih sekitar jam 8an, gue pernah lihat tangan dia kotorr banget pas mau makan bungkusan nasi dari gue, langsung aja gue ambil tisu dan air minum sisa gue(btw guee selalu isi ulang tumbler air minum gue buat dijalan). Gue bersihin tangannya pakai air tadi, dan langsung gue keringin pakai tisu. Dia makan dengan lahapnya. Melihat kejadian kaya gini, rasa syukur gue bertambah berkali-kali lipat dengan apa yang ada dihidup gue saat ini. Momen-momen kaya gini yang bikin gue hidup jauh lebih besyukur lagi. 

Gue dipanggil mas gustiii, percaya gak dia bilang gue itu kalo ketawa nularin ke dia??? Hahaha beneran loh!! Dia bilang gue baik, dan dia bilang makasih banget sama gue udah mau kasih sedikit makanan. Dia enggak tau sih kalo gue sendiri ngerasa masih jauh dari kata baik, gue masih kurang besyukur, gue masih tergiur sama dunia, gue masih punya hati yang dangkal hahaha 😣 munafiknya diri ini!!! 

Beberapa kali gue juga pernah ajak dek Ardi ini makan dideket stasiun, dan dia seneng banget.. Kelihatan banget kalo dia makan tuh malu-malu tapi habis 🤣🤣


Entah, mungkin gue kenal dia sekitar 3 bulan terakhir mungkin lebih sih, sebelum gue resign dari kantor karena berbagai macam pertimbangan gue dan alasan pribadi. 


Duh, entahlah.. Gue tiba-tiba kangen anak kecil itu yang sekarang mungkin udah sedikit lebih besar badannya dan tinggi pastinya. Udah berkali-kali gue kesana pertengahan tahun kemarin, tapi enggak ketemu-ketemu smaa dia. Kaya nya mungkin besok pagi atau pertengahan  bulan ini saat jadwal gue bagi-bagi nasi bungkus gue mau cek lokasi disana, semoga aja gue bisa ketemu Ardi. 


Okay sekarang udah jam 02.00, gue mau berkeluh kesah sama sang Pencipta dunia beserta segala macam isinya 😁 


Selamat pagi kamu yang baru membaca ini, jangan lupa bersyukur~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons...

Happy Birthday Penghianat, I hate You

 Hello kamu yang tepat pada hari ini tanggal 29 September 2021 berulang tahun yang ke 29 tahun, aku masih sama seperti dulu. Lelaki yang paling mencintai kamu sekaligus lelaki yang paling membencimu. Aku berusaha meyakinkan diriku untuk membencimu pada sisa-sisa 2014 milikku...  Ahh iya, selamat ulang tahun untuk kamu Ines...  Wanita yang paling ku banggakan pada masa itu, sekaligus wanita yang paling puas menyakiti diriku hingga aku mulai depresi dan menganggap semua wanita sama saja. Dari kamu aku mengenal cinta, darimu aku mengenal rasa sakit yang teramat karena di khianati.  Sesak rasanya, seakan ingin mati saja saat itu. Kamu telah membunuhku dengan sadarmu nes, walaupun aku masih bernafas. Aku telah mati, gugus telah mati. Yang ada hanya sisa-sisa kebencian dan penyesalan telah memberikan hatiku seutuhnya hanya untuk kamu pada saat itu.  Aku selalu mengingat tanggal 29 setiap bulan ini. Dan aku tidak pernah berhenti melupakannya penghianat sepertimu yang t...