Langsung ke konten utama

Gue Yang Ingin Mengeluh, Tapi Sama Siapa???

 Saat ini gue lagi ada difase tersadar kalo Kontak HP gue ternyata banyak terisi oleh nomer-nomer yang enggak gue kenal, banyak dari mereka tiba-tiba menchat gue dengan alasan yang sama. Mereka ingin didengarkan! Sebagian dari mereka mengeluh, dan mengeluh. Sebagian dari mereka cuma ingin didengar. Sebagian dari mereka merasa nyaman dengan jawaban yang gue berikan. Sebagian dari mereka menuntut gue untuk terus selalu ada ketika mereka membutuhkan gue. I'm happy ketika mereka menganggap gue, dan gue selalu berusaha untuk ada buat mereka. I'm always here to make you feel better. Seenggaknya gue selalu kasih afirmasi positif untuk mereka. Ada yang didenger, ada yang kepala batu. Kebanyakan sih ngeyel kalo gue ngomong A pasti dibantah sama alasan b, c, z. 


Jujur, gue bukan orang yang bisa deket dengan orang asing. Tapi sebisa mungkin gue selalu buat orang lain itu nyaman ketika berhadapan dengan gue. Gue selalu memperlakukan mereka dengan baik. Gue bisa pergi kapan aja gue mau, gue bisa acuh kapan aja saat gue emang harus acuh, gue bisa cuma diem enggak merespon siapapun, bahkan gue bisa memilih untuk gatau mereka siapa, gue bisa memilih untuk enggak peduli sama siapapun. 


Tapi gue peduli mereka semua, honestly... Gue selalu ngerasa kalo kita emang saling ngebutuhin satu sama lain, dan kita harus bisa saling menguatkan. 


Untuk itu gue selalu menguatkan mereka, selalu. 


Saat ini gue butuh untuk mengeluh, mengeluh kepada orang yang gue percaya, mengeluh kepada orang yang gue harapkan ada saat gue emang butuh dia. Ada satu orang yang gue harapkan ada, But now??? She's never  text me! Dia enggak pernah ada buat gue. Oke, dia baik-baik aja berarti. Enggak papalah, gue seneng berarti dia enggak ngehubungin gue yaa karena emang dia baik-baik. Karena saat dia enggak baik-baik aja pasti dia akan menghubungi gue kok.. Kadang gue berfikir jahat, gue berfikir gini. "Semoga kamu lagi enggak baik-baik aja, biar kamu hubungin aku... " Jahat banget kan??? Tapi salah gak sih gue mikir kaya gitu, biar lo selalu ngehubungin gue. Gue janji selalu ada buat lo kok! 


Saat ini gue butuh mengeluh, dan gue ingin mengeluh cuma sama lo. Gue pengin senyum, gue pengin kalo senyum terakhir gue sama lo nanti. 


Salahkah kalo gue emang harus mengeluh???? 



Gue juga selalu memperhatikan orang-orang disekitar gue loh, kadang sering ngedenger temen sekantor atau saudara bahkan sahabat gue menyampaikan keluh kesah mereka, biasanya tuh dalam keluhan mereka menyampaiakan persoalan hidup mulai dari harapan yang kandas, merasa selalu kurang ini dan itu, mengapa harus terjadi seperti ini, kata mereka semua sangat diluar perkiraan padahal udah berusaha dengan serius dan udah berdoa juga guna mencapai yang diinginkan mereka. Kalo gue tanggapi atau memberi nasehat ke mereka biasanya selalu berargumen malah, kadang malah bilang kamu sih ngak paham perasaan ku, atau kamu sih persoalannya kecil bila dibandingkan yang dialamin aku.. Ini zzzztt banget, heyy!! Gue sebisa mungkin  berusaha buat ngerasain apa yang lo alamin tau.. Jadi tolong maklumin kalo apa yg gue rasain emang gak sama 100% jadi maafin gue lah!! 


Kalo dari temen lama biasanya topik utama keluhan engga jauh-jauh adalah mengeluhkan kurang uang, harta, atau menggunjing suami atau isteri dengan segala kekurangannya, atau persoalan kantor dia merasa di zalimi karena temannya udah dulu dipromosikan dan dia malah jalan ditempat, persoalaan anak yang enggak patuh sama orang tua, dan kalo dibuat daftar keluhannya panjang banget dan enggak pernah berakhir.


Sungguh mengenaskan bgt kadang mereka yang selalu mengeluh karena dihadapan matanya yang kelihatan apa yang belum didapatkan, apa yang belum diperolehnya dan bahkan merasa sangat menderita karena dalam perasaan mereka hampir semua keinginannya kandas enggak jadi kenyataan, sehingga enggak mampu merasakan lagi begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan padanya.


Gue pernah baca lupa dibuku apa, tafsir apa hadist gitu kalo dalam kacamata agama, orang yang sering dan selalu mengeluh dengan berbagai macam kekurangan yang dimiliki dan ketidak puasaan apa yang diperoleh saat ini disebut orang yang kurang atau bahkan enggak bersyukur. Karena kalo dia mampu melihat dengan mata hatinya dan sadar diri, pasti mereka akan sadar kalo Allah sangat baik dengan udah mencurahkan berbagai segala nikmat kepadanya.


Gue coba beri contoh misalkan dalam rumah tangga dia udah diberi oleh Allah suami atau isteri karena ada loh orang yang sulit mencari jodoh malah berakhir melajang sepanjang hidup. Atau kalo dia udah dikarunia keturunan oleh Allah yang bukan main nikmat ini karena ada yang telah berumah tangga bertahun tahun dan udah  berusaha tapi enggak dikarunia anak, jadi banyak banget dari mereka yang banyak mengeluh gagal merasakan adanya pemberian Allah kepadanya yang berujung enggak ada rasa syukur, padahal karunia yang diberikan Allah itu udah banyaaaaaak banget banget.. 


Jujur aja gue juga masih selalu belajar yang namanya bersyukur, contoh kecil saat mendapat karunia dari Allah baik yang kecil maupun yang besar gue coba buat selalu mengucap alhamdulillah.. Bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat dan karunia dalam kemudahan hidup, rezeki yang terus ada walau enggak berlimpah, dan kesehatan yang selalu diberikan. Gue percaya bagi mereka yang senantiasa selalu bersyukur, Allah akan sungguh sayang sama mereka dan selalu inget deh janji Allah. Allah akan memberikan nikmat lain yang lebih baik dan lebih besar lagi dan lagi. Tapi jangan pernah lo mikir sebaliknya, dan sedikit banget bersyukurnya. Nanti Allah akan membalas loh. Balasan Allah yang paling terasa kalo kita enggak bersyukur itu adalah perasaan enggak pernah tenang setiap saat, setiap waktu karena kita ngerasa terus kekurangan kurang dan kurang. 


Jadi masih pantaskah gue mengeluh??? 


Saat ini iya, gue hanya bisa mengeluh dengan diri sendiri. Gue mengoreksi diri. Gue memang butuh seseorang buat mendampingi keluhan gue, tapi mereka enggak pernah ada. Mereka cuma datang buat mengeluh. Tapi gue punya Allah. Allah selalu ada dan berjanji akan selalu ada buat umat Nya yang selalu mengingat Nya. Jadi gue bisa tenang karena InsyaAllah, Allah akan selalu ada dihati dan fikiran gue :) 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons

Rindu Membantu Jamaah Haji Berangkat Ketanah Suci

 Ini adalah momen sebelum covid 19 datang, ketika inilah pekerjaanku sehari-hari. Memeriksa, mengecek, mengevaluasi semua yg berhubungan dengan passport dan segala persyaratan-persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh setiap jama'ah yang akan berangkat ke tanah Suci. Setelah passport yang telah dicek dan lolos pengecekan selanjutnya saya kirimkan ke kedutaan Arab Saudi untuk divisa. Kira-kira beginilah momen sehari-hari saat intensitas passport dan dokumen lainnya sedang padat-padatnya Aku merindukan momen seperti ini.  Corona cepatlah berlalu agar setiap jama'ah yang ingin berangkat haji segera disegerakan aamiin 😔