Saat ini gue tersadar bahwa enggak perlu menggenggam apa yang seharusnya enggak digenggam, belajar melepaskan apa-apa yang enggak perlu dipertahankan. Diri gue enggak bisa memaksa seseorang buat etap tinggal, bukankah setiap orang memang berhak dengan pilihannya???
Salah satu ikhtiar untuk “melupa” adalah menyibukan diri dengan memperbaiki diri, untuk Nya dan karena Nya.
.
Menyibukan diri dengan orang-orang didekat gue, mereka adalah keluarga gue, sahabat, dan siapapun itu. Menyibukkan diri dengan memaksimalkan kualitas diri. Sehingga Pencipta Alam Semesta pun mencintai gue(semoga) .. Selalu percaya kalo sangat mudah banget bagi Allah untuk menggerakkan setiap hati hamba Nya agar mencintai hamba-hamba yang dicintai Nya.
.
Kalopun nantinya dipertemukan dengan dia atau yang lain, seenggaknya udah cukup siap atas diri gue sendiri, dan kalopun enggak dipertemukan didunia.. Semoga diri gue pantas mendapatkan pasangan terbaik di surga Nya nanti.
Jujur aja salah satu “sarana” yang membuat baper orang yang mudah galau kaya gue ini adalah musik. Sebenernya gue paham banget kalo Al Qur’an melarang kita mengikuti hawa nafsu dan memerintahkan untuk menjaga kesucian hati. Sedangkan nyanyian yang diiringi alat musik ‘memerintahkan’ sebaliknya, bahkan menghiasinya dan merangsang jiwa gue buat mengikuti hawa nafsu. Jauhi gusttt.. Coba ganti dengan banyak membaca dan mendengar lantunan ayat yang jelas berpahala. Lillah kan untuk meninggalkan hal-hal yang akan membuat gue jauh dari rasa ikhlas. Sebab lilah adalah sumber ketenangan jiwa, jangan katakan ini mainstream.. coba dulu gusttt!!! Kao masih gak tenang, tandanya belum lilah...
Dari pada memikirkan begitu dalam seseorang yang belum tentu bersedia bersama dan belum tentu baik saat bersama nanti, lebih baik menyimpan rasa cinta yang sejatuh-jatuhnya buat yang benar bagian diri gue aja kelak, yang dipersatukan atas nama ridha Nya...
Masih doa yang sama untuknya yang jauhh disana, namun dekat di doa..
Komentar
Posting Komentar