Langsung ke konten utama

Hitam Ku

 Gatau kenapa sering banget gue dengar kata-kata yang intinya begini, ”Pada akhirnya kebaikan akan menang, dan kejahatan lah yang  akan kalah”. Saat mendengar itu gue selalu muak. Karena kebaikan itu gak selalu menang melawan kejahatan di kehidupan nyata gue, dan itu sering gue jumpai. Dalam konsep yang diajarkan turun temurun, emang enggak sepenuhnya salah sih, tapi gue malah ngerasa kadang kita semua bisa jadi merasa begitu bernafsu “mengalahkan” tanpa di sadari kita malah menjadi orang jahat itu. 

Banyak contoh dari kehidupan kita kaya tayangan-tayangan tv,  film-film yang kalian suka tonton, bahkan kehidupan kalian sendiri. Terkesan kaya yang namanya kejahatan dan orang-orang jahat itu harus dimusnahkan banget bahkan harus disingkirkan. Kalian pun pasti benci dengan orang-orang jahat apalagi yang berbuat jahat kepada kalian kan???

Sadar gak kalian sendiri pasti pernah menjadi orang jahat itu bagi orang lain, sadar atau tanpa kalian sadari??? Pastiin, pasti kalian semua pernah jahat terhadap seseorang.
So, pantas kah kalau kalian semua disingkirkan juga??? Bahkan dihukum dengan kejahatan lainnya???

Tapi, rasanya itu seperti penghakiman secara sepihak aja menurut gue. Padahal orang jahat itu selalu ada sebabnya, kan???
Apa kalian mau mendengarkan alasan mereka menjadi jahat??? Enggak, kalian lebih senang menghukum mereka daripada mendengarkan alasan mereka. Apa kalian mengerti????

Iya sih, walaupun emang, ada orang yang bener-bener sangat jahat, sampe rasanya sulit percaya kalo orang itu manusia  “jahat” yang gak punya hati. Tapi, yang gue maksud disini lebih pada penyikapan kita pada orang yang kita anggap “jahat”, meskipun jahatnya mungkin enggak separah dengan orang “jahat” yang gue sebutkan sebelumnya. 

Jahat Itu Enggak Selalu “Jahat”.. Terus apa maksud gue????

Maksud gue, orang jahat, enggak selalu benar-benar jahat sampe kehilangan kemanusiaannya. Ada juga orang yang jahat karena keadaan, ada orang yang jahat karena sebenarnya dia butuh pertolongan, ada pula orang yang  jahat karena perlakuan kita padanya. Ada kalanya, dikarenakan masa lalunya yang pahit mungkin karena traumanya pada seseorang yang mungkin juga jahat kepada dirinya dimasalalu, seseorang menjadi begitu kasar terhadap orang lain dan melakukan pembenaran terhadap kejahatannya. Mereka memiliki pandangan yang negatif tentang dunia. Dengan cara-caranya yang defensif, bahkan ofensif mengganggu orang lain, merusak apa yang ada di sekitarnya, mungkin saja ia sedang menunjukkan bahwa dirinya terluka, jauh di lubuk hatinya berharap seseorang akan menyadari “jeritannya” dan membantunya menyembuhkan lukanya.

Tapi, sayangnya enggak semua orang memahami apa yang terjadi di dalam diri orang tersebut. Bahkan semua orang semakin menyakitinya dengan sikap dan kata-kata kasar mereka. Apalagi memang orang itu tidak pernah menceritakan apapun tentang diri dan masa lalunya. Dari pengalaman gur kebanyakan kita, justru cenderung menjauhi, memandang rendah, bahkan juga balik ofensif terhadap orang-orang seperti ini. Bisa-bisa malah kita yang justru berlaku jahat pada mereka, alih-alih menjadi baik.

Lalu, haruskah orang-orang seperti ini “dikalahkan”?
Haruskah mereka disingkirkan?? Atau malah dibinasakan???

Padahal, mungkin saja itu karena mereka enggak tau dan enggak menyadari apa yang mereka lakukan. Padahal mungkin aja, mereka sedang meminta pertolongan kepada kalian, hanya mereka enggak tau caranya. 

Masa sih kejahatan harus menang juga???Gimana jadinya dunia tuh kalo bener kaya gitu???


Setiap akibat pasti juga ada penyebabnya kan??? begitu pula seseorang yang menjadi jahat. Seperti halnya yang udah gue tulis sebelumnya, kadang justru kita turut ambil andil dalam prosesnya. Karena itulah, enggak seharusnya kita selalu berambisi untuk menyingkirkan orangnya sebagai pemecahan masalahnya. Tetapi, harusnya kita “menyingkirkan” penyebab yang membuat ia menjadi orang yang seperti itu.

Apakah mereka benar-benar manusia jahat? Dan apakah kamu benar-benar manusia baik?????

Alih-alih mengalahkan kejahatan, kita semua bisa membantunya menyelesaikan masalahnya, selalu mendukungnya menjadi lebih baik. Dengan begitu, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Kita pun bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih nyaman untuk ditempati, karena lebih banyak orang baiknya.
Tapi aku memiliki pikiranku sendiri tentang kejahatan dan pembalasan yang gak aku bisa sebutkan disini :)

Tetapi mengubah “kejahatan” itu sendiri dengan sebuah kebaikan mungkin itu perlu kalian semua coba mungkin itu lebih baik. Dari para berfikir kalian bukanlah orang yang jahat, atau bahkan kalian menganggap diri kalian adalah manusia yang baik.





Tanyakan pada hati kamu, apakah kamu baik???? :)
Aku yang tidak mengenal kamu tahu jawabannya 😏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

Akhirnya Dia Kembali Menyapa

 51. Sebagai rekan kerja, apa yg Anda lakukan?* a. Membantunya setelah menyelesaikan pekerjaan sendiri b. Menawarkan secara langsung bagian mana yang bisa dibantu c. Mengajak teman-teman lain untuk membantu pekerjaannya d. Memberikan semangat kepada dia 52. Orang tua saya sakit keras, akan tetapi di kantor pekerjaan tidak bisa ditinggalkan. Sikap  saya adalah* a. Tidak masuk kerja dan memberikan surat izin b. Bekerja ke kantor seperti biasa dan menghubungi orang tua setiap waktu dari tempat kerja c. Berusaha membereskan pekerjaan dan meminta izin kepada atasan jika memang itu  diperlukan d. Mengurus orang tua dan mengirimkan surat sakit dari dokter e. Datang ke kantor agak siangan dan menjelaskannya kepada atasan bahwa orang tua sakit 53. Berikut ini termasuk berkas yang sangat penting bagi jamaah haji diantaranya adalah,  KECUALI* a. Paspor b. Lembar Setoran  c. Pasphoto d. Lembar Setoran Lunas e. Surat Kabar 54. Ideologi dasar negara Indonesia dan menjadi land...

Sepi Tanpanya

 1. Saya berhasil mengatasi tantangan terutama karena saya ....* a. Mendapat bantuan dari teman b. Berani mencoba hal - hal yang tidak berisiko c. Berani mencoba dengan segala resiko d. Tidak putus asa dalam menghadapi keadaan 2. Kerja sama antarumat beragama dapat diwujudkan dengan … * a. Mempelajari keyakinan pemeluk agama lain. b. Ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain. c. Mengamati cara pemeluk agama lain beribadah. d. Ikut membantu memperbaiki rumah pemeluk agama lain. 3. Dari sekian pegawai di kantor, saya merasa beban tugas terberat ada pada saya ditambah  lagi dengan adanya deadline. Sikap saya... * a. Mengerjakan semua tugas sambil menggerutu dan marah-marah. b. Mengerjakan semua tugas setengah-setengah saja,yang penting sudah dianggap bertanggung  jawab c. Hanya mengerjakan pekerjaan yang saya senangi. d. Mengkonsumsi obat suplemen untuk mendongkrak tenaga saya dalam menyelesaikan semua  tugas. e. Mengerjakan semua tugas dengan senang hati dan berusah...