Langsung ke konten utama

Hujan Adalah Anugerah

 Sore ini hujan lumayan begitu derasnya.. Ahh, betapa tenangnya hati dan diri ini saat hujan turun. Perasaan gue ini begitu indah saat hujan datang, begitu ramai.. Air berjatuhan banyak dari langit membasahi bumi. Petrichor pun terhirup menambahkan aroma yang selalu gue rindukan, aroma khas yang begitu mempesona. 

Sering gue mendengar orang-orang berucap;

“Aduh!! Ujan lagi, Ujan lagi. Gagal dah rencana gue. Banjir deh rumah gue, sialan!”. Hujan pun dicela, dihujat. Hujan yang turun dari langit aja dibenci. Terus kita mulai bertanya, kenapa sih kita membenci hujan???

Jangan membenci hujan, Jangan mencaci-maki hujan... 

Karena hujan adalah rahmat Allah. Dia-lah yang mengatur waktu, cuaca dan seluruh alam semesta. Kalo membenci hujan, mencela hingga memakinya. Itu sama aja dengan mencela Allah yang telah mengaturnya kan???

Tentu, kalian boleh aja enggak suka hujan. Tapi jangan membencinya. 

Karena faktanya, jutaan orang pun masih merindukan datangnya hujan. Ada jutaan manusia yang tertolong karena turunnya hujan. Bersuka cita dan bergembira karena hujan menghampirinya. Hujan yang melahirkan air lalu diminum banyak anak manusia. Maka hujan pun selalu turun. Tanpa peduli omongan orang, tanpa peduli kebencian si manusia.

“Sialan hujan. Mana gak berhenti-henti lagi…”

Begitu kata sebagian orang yang membenci hujan. Hujan adalah anugerah Allah yang luar biasa. Dalam beberapa minggu ini hujan mulai turun berjatuhan dari langit, bisa jadi itu tanda melimpahnya kesehatan, kesuksesan, dan keberkahan. Melimpahnya rahmat dan karunia Allah SWT . Lalu, kenapa masih membenci hujan?

Di manapun, hujan tetap akan turun. Karena hujan tau selalu ada orang yang mengingatkan kehadirannya. Entah, karena cinta atau benci. Atau karena bosan dengan musim kemarau berkepanjangan. Karena setelah hujan, siapapun bisa melihat pelangi indah sesudahnya.

Memang, terlalu banyak hujan itu enggak baik. Banjir terus menerus pun bisa menjadi luka. Tapi patut direnungkan, kenapa harus membenci hujan??? Terus-terusan mengeluh dan pesimis hanya karena hujan. Ketahuilah, enggak guna menangisi realita. Bergeraklah untuk ikhlas menerimannya. 

Sungguh, enggak ada hujan yang turun untuk memancing amarah dan kebencian. Karena sekali lagi, hujan adalah anugerah Nya. Manusia hanya diminta untuk menerima dan mengambil hikmahnya. Dari setiap peristiwa, setiap realita yang ada. Untuk menjadi lebih baik ke depannya. 

Jangan membenci hujan. 

Maka jangan pula membenci manusia. Kalo enggak mampu mencintai, maka cukup berdiam diri. Jangan membenci siapapun, enggak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu. Karena membenci itu menyempitkan hati dan menghilangkan rahmat Allah.

Bila hari ini, makin banyak orang yang merasa benar sendiri. Biarlah nanti waktu yang akan membuktikannya. Bisa jadi, karena mereka terbiasa membenci hujan. Sekalipun mereka meminum air yang diteguknya dari hujan.

Sungguh, hujan enggak akan pernah memilih dimana ia akan turun. Begitu pula manusia. Maka jangan ada kebencian pada hujan, pada manusia. Aneh sih kalo banyak manusia mengaku beragama, bahkan sibuk memeluk agama. Tapi di saat yang sama, mereka sibuk menghina dan merendahkan agama lain. Kebenaran agamis selalu dijadikan alasan untuk kemalasan berpikir rasional. Hingga gagal berhadapan dengan realitas. 

Maka jangan membenci hujan, Karena hujan sama sekali tidak pernah membencimu. Maka jangan khawatir pula bila ada orang yang membencimu. Asalkan kamu tetap berdiri tegak tanpa membenci orang yang membencimu. Agar enggak kotor, supaya enggak sempit hati dan hilang dari rahmat dan karunia Allah. Belajarlah dari hujan, belajar untuk terus-menerus mengoreksi diri sendiri. Karena untuk mengoreksi orang lain sama sekali enggak butuh belajar. 

Jadi jangan pernah membenci hujan. Bersyukurlah saat hujan mulai datang 😊😊😇🧚‍♂️



Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemacetan bukan budaya yang harus di lestarikan

Kemacetan Bukan Sebuah Budaya yang Harus di Lestarikan Tidak banyak yang menyadari bahwa masalah kemacetan sebenarnya merupakan masalah sosial budaya di dalam masyarakat. Perlu dipahami bahwa budaya adalah suatu hal menjadi ciri dalam masyarakat, menjadi sebuah pandangan dalam masyarakat, menjadikan sebuah alasan masyarakat untuk melakukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan lingkungan dimana mereka berada dan dianggap mampu memberikan nilai lebih apabila dilakukan oleh pelakunya. Sebuah budaya tercipta melalui sebuah pola yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Pola tersebut secara alami akan menjadi sebuah tatanan dalam masyarakat. Seseorang yang hidup di dalam masyarakat akan nyaman apabila mereka mampu hidup sesuai dengan tatanan yang telah ada tersebut. Mereka justru akan merasa malu apabila berada di luar atau berbeda dengan tatanan yang telah ada. Namun, tidak semua tatanan yang telah ada tersebut mampu memberikan efek yang positif apabila terus dilakukan dan di ikuti oleh masya...

Akhirnya Dia Kembali Menyapa

 51. Sebagai rekan kerja, apa yg Anda lakukan?* a. Membantunya setelah menyelesaikan pekerjaan sendiri b. Menawarkan secara langsung bagian mana yang bisa dibantu c. Mengajak teman-teman lain untuk membantu pekerjaannya d. Memberikan semangat kepada dia 52. Orang tua saya sakit keras, akan tetapi di kantor pekerjaan tidak bisa ditinggalkan. Sikap  saya adalah* a. Tidak masuk kerja dan memberikan surat izin b. Bekerja ke kantor seperti biasa dan menghubungi orang tua setiap waktu dari tempat kerja c. Berusaha membereskan pekerjaan dan meminta izin kepada atasan jika memang itu  diperlukan d. Mengurus orang tua dan mengirimkan surat sakit dari dokter e. Datang ke kantor agak siangan dan menjelaskannya kepada atasan bahwa orang tua sakit 53. Berikut ini termasuk berkas yang sangat penting bagi jamaah haji diantaranya adalah,  KECUALI* a. Paspor b. Lembar Setoran  c. Pasphoto d. Lembar Setoran Lunas e. Surat Kabar 54. Ideologi dasar negara Indonesia dan menjadi land...

Sepi Tanpanya

 1. Saya berhasil mengatasi tantangan terutama karena saya ....* a. Mendapat bantuan dari teman b. Berani mencoba hal - hal yang tidak berisiko c. Berani mencoba dengan segala resiko d. Tidak putus asa dalam menghadapi keadaan 2. Kerja sama antarumat beragama dapat diwujudkan dengan … * a. Mempelajari keyakinan pemeluk agama lain. b. Ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain. c. Mengamati cara pemeluk agama lain beribadah. d. Ikut membantu memperbaiki rumah pemeluk agama lain. 3. Dari sekian pegawai di kantor, saya merasa beban tugas terberat ada pada saya ditambah  lagi dengan adanya deadline. Sikap saya... * a. Mengerjakan semua tugas sambil menggerutu dan marah-marah. b. Mengerjakan semua tugas setengah-setengah saja,yang penting sudah dianggap bertanggung  jawab c. Hanya mengerjakan pekerjaan yang saya senangi. d. Mengkonsumsi obat suplemen untuk mendongkrak tenaga saya dalam menyelesaikan semua  tugas. e. Mengerjakan semua tugas dengan senang hati dan berusah...