Enggak tau gimana aku memulainya, entah darimana. Segalanya terasa sulit, bahkan buat mengingatnya kembali setelah apa yang telah berlalu. Setelah kamu menunjukkan tentang bagaimana memandang sisi lain. Tentang bagaimana aku harus melihat segalanya, tentang bagaimana aku melihatmu.
Tapi nyatanya pembuktian itu enggak pernah mudah loh. Seperti belajar, enggak pernah mudah. Seperti kamu yang gak pernah percaya kalau semua yang aku alami, aku jalani adalah sebuah pembuktianku kepada kamu.
Ini sulit, apalagi tanpamu. Lalu kepada yang lain, seseorang yang seharusnya bisa menjadi lebih baik daripada dirimu, seseorang yang seharusnya belajar dari keberhasilan dan kesalahan.
Aku mengatakan dalam hatiku, Aku ingin mencintaimu, tapi aku enggak ngerti bagaimana mencintai diriku sendiri loh. Aku ingin percaya padamu, tapi aku enggak mengerti bagaimana mempercayai diriku sendiri. Mungkin salah ku jika kamu percaya pada seseorang yang bahkan enggak mempercayai dirinya sendiri...
Kamu percaya padaku, enggak seperti aku yang meragukan diriku sendiri. Tapi di antara kita semua tahu persis siapa yang salah. Adalah yang mempercayaiku, dia yang salah. Ataukah aku yang salah??? Yang enggak mampu menjaga kepercayaan terhadap diriku sendiri???
"Jangan lelah!" Katamu.
Itu mustahil. Karena aku pun manusia. Maka kau dituntut untuk bersikap selayaknya manusia. Bukan hanya hati, bukan hanya rasa. Tapi tubuh ku pun perlu aku jaga sendiri.
Aku juga mengerti dan tahu kamu juga lelah dengan dirinya. Apalagi masih harus menghadapiku yang bawel, keras kepala, terlalu perhatian(mungkin) dan banyak maunya hahahaha.
Aku tahu aku pun membuat kamu semakin lelah dan takut ada yang mencintai kamu. Aku yang enggak mampu menjaga tegakku sendiri. Mudah terhuyung, mudah terhempas, mudah patah.
Kamu bilang, "Badai hanya menyisakan pohon yang kuat." Sedangkan aku begitu lemah, begitu mudah merencanakan jatuhku, menumbangkan diri sendiri.
Dan ini dariku, untukku, tentang kamu:
Jika badai hanya menyisakan pohon yang kuat. Apa kabar benih-benih yang menunggu semi????? Seenggaknya berilah ruang Biarlah mereka tumbuh sesuai inginnya sendiri.
Sementara itu arahkan mereka, tanpa mereka merasa disetir. Enggak semua orang bisa belajar bagaimana cara agar gak terjatuh. Beberapa yang lain justru memilih jatuh untuk belajar. Setiap orang memiliki cara belajar masing-masing.
Tentang memilih. Semua orang pasti memilih apa yang dianggap jalan terbaik. Tapi enggak semua yang dianggap baik itu benar, ada juga yang salah. Tapi pilihan yang salah juga gak selamanya mengantar ke tempat yang buruk, ada juga yang justru mengantar ke tempat terbaik. Enggak terduga, gak disangka. Segalanya berjalan begitu saja...
Tentang hidup, yang aku lakukan kemarin mempengaruhi yang terjadi hari ini, yang aku lakukan hari ini mempengaruhi yang terjadi esok hari. Bisa jadi, karena orang lain kamu malah menjadi seperti ini, karena kamu orang lainnya lagi menjadi seperti itu.
Tentang takdir. Segalanya terhubung tanpa disadari. Milikku, milikmu, milik kita dan mereka. Tentang skenario Yang Kuasa, bukan drama yang begitu saja tercipta. Karena ketakutan-ketakutan, karena kegelapan...
Matamu enggak melihat, mata hatimu telah dibutakan prasangka. Hingga kamu gak menyadari cahaya-cahaya kecil dari nyala korek api, yang meliuk-liuk tertiup angin malam. Dari kerlip bintang, yang jauh di atas sana. Dari berpasang-pasang mata yang selalu mengawasi. Dan mereka selalu ada, selalu menjaga.
Tapi mata hati yang tertutup, sepotong hati yang mati rasa enggak mampu menyadarinya. Cahaya itu yang menjaga langkahmu, membimbingmu dari jauh. Langkah-langkah dalam gelap, mata-mata itu yang menjagamu. Lalu, masihkah kamu berencana jatuh cinta padaku???
Dan pada akhirnya..
Kepadamu, seseorang yang kupercaya melebihi diriku sendiri. Siapakah dirimu????Kenapa aku begitu takut kehilanganmu saat ini??? Ketika bahkan kamu sendiri bukanlah milikku??? Hatimu juga bukan milikku, masih dimilikinya. Kamu bukan siapa-siapa..~
Komentar
Posting Komentar