Kembali kita pada sebuah pengulangan, di mana kita pulang pada kenangan.
Pada debar masing-masing dengan rasa yang entah sama atau beda.
Kita sama-sama kehilangan, tepatnya.
Pada debar masing-masing dengan rasa yang entah sama atau beda.
Kita sama-sama kehilangan, tepatnya.
Apa lagi yang harus diributkan dari kehilangan?
Selain pembunuh sepi atas hatimu sendiri.
Apa lagi yang harus diperkarakan dari kehilangan?
Selain tubuhmu akan dikuliti sunyi perlahan-lahan.
Selain pembunuh sepi atas hatimu sendiri.
Apa lagi yang harus diperkarakan dari kehilangan?
Selain tubuhmu akan dikuliti sunyi perlahan-lahan.
Di mana amin dari segala doa yang kita panjatkan bersama kemarin?
Hilang lenyap oleh dinginnya hembusan angin malam?
Di mana amin dari segala doa yang kita panjatkan bersama kemari?
Habis musnah dengan tenggelamnya matahari kala senja?
Untuk terakhir kalinya…Hilang lenyap oleh dinginnya hembusan angin malam?
Di mana amin dari segala doa yang kita panjatkan bersama kemari?
Habis musnah dengan tenggelamnya matahari kala senja?
Duduk manislah dan tatap mataku, redam egomu, sayang.
Kita sudah kalah telak oleh kenyataan.
Kita sudah kalah telak oleh kenyataan.
Kehilang datang tiba-tiba barusan, tanpa aba-aba, tanpa undangan.
Kusaksikan dia ke sini melewati pipi yang berlinang air mata.
Kusaksikan dia ke sini melewati pipi yang berlinang air mata.
Berdoalah dan mari mengucapkan amin seirama, semoga kita kembali bersama dipengulangan nanti.
Biarkan nanti aku mencintaimu melebihi cinta semesta terhadapmu.
Mencintaimu sehari lebih lama dari selamanya.
Mencintaimu sehari lebih lama dari selamanya.
Komentar
Posting Komentar