Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 8, 2021

Tragisnya Yang Satu Mungkin Ingin Pergi, Sementara Yang Lainnya Putus Asa Namun Ingin Selalu Bertahan

 Dia pernah mencintai gue, dan gue mencintainya. Sekarang dia enggak ingin berbicara dengan gue.  Apa yang udah gue lakukan???  Apa yang harus gue lakukan?????  Sayangnya, ini adalah masalah umum dan mungkin biasa aja. Orang-orang berubah, pasti berubah dan menemukan bahwa pasangan bukan lagi yang tepat buat mereka, atau mereka malah menemukan bahwa (seenggaknya untuk suatu waktu) mereka enggak menginginkan pasangan. Tragisnya adalah bahwa orang jarang “melangkah”, sehingga yang satu mungkin ingin pergi, sementara yang lain putus asa untuk menjaga hubungan tetap berjalan...  Kalo emang dia udah sepenuhnya memutuskan hal itu untuknya, hubungan telah berakhir, sebenarnya emang enggak banyak yang dapat gue lakuin. Enggak mungkin memaksa seseorang untuk mencintai gue, dan mendesaknya sebagai bagian dari usaha untuk "memenangkannya kembali" kemungkinan akan membuat gue terlihat sebagai orang asing aneh, menakutkan, menjijikan atau bahkan malah bisa dianggap sebagai pelecehan. Dan

Terngiang Masalalu

 Kebanyakan orang enggak bangun pada suatu pagi yang indah dengan pikiran "Gue masih kepikiran dia, dia gimana yaa kabarnya???"  Biasanya sih itu cuma sebuah proses. Ini bisa melibatkan banyak konflik pada jiwa, percakapan-percakapan kecil yang bikin down, insiden kecil yang membuat kesal, tapi biasanya kebiasaan kaya gitu terjadi buat waktu yang lama dan sering diabaikan sebelum seseorang mencapai titik, "Gue enggak menginginkan ini lagi dan gue akan membebaskan bagian hati yang patah agar bisa bebas lagi" Masalalu gue mungkin enggak ingin menyakiti gue (atau bahkan dirinya sendiri), tetapi dia telah menemukan cukup alasan untuk ingin melanjutkan hidup tanpa gue. Itu menyakitkan buat gue emang dan rasanya enggak adil banget, apalagi waktu itu gue masih sangat mencintainya. Sayangnya, cinta enggak selalu adil. Terkadang kita berada di tempat yang berbeda dalam hidup dan emosi kita. Dan juga, sayangnya, jawaban "enggak" dari masalalu gue dulu membuat semua