Langsung ke konten utama

Gue Kesepian

"Orang-orang pasti kaget kalau tahu gue sebenarnya sangat kesepian,"

Kata terapis gue di salah satu sesi beberapa waktu lalu. Dia bener banget. Dari luar,  gue terlihat ramah dan betul-betul sangat mudah banget bergaul sama siapapun mau tua mau muda, mau laki-laki mau perempuan. Terkadang gue malah bisa ngobrol sama orang yang gue enggak kenal sama sekali pas nunggu kereta, duduk-duduk santai di cafe kadang, atau di organisasi yang gue ikutin sampai saat ini. Gue sangat suka berbincang dengan orang-orang baru yang baik, gatau suka banget ngobrol ama volunteer-volunteer yang suka berpartisipasi sama kegiatan sosial. Gue juga lumayan sering datang ke acara-acara amal, gue suka ke panti asuhan dari gue masih kuliah smester satu dan punya beberapa adik asuh.

Enggak gue pungkiri, gue ngerasa sih, gue sendiri mikir gue punya pribadi menyenangkan sebenernya. Gue punya banyak stok anekdot dan gurauan garing yang bakal bikin orang terbahak-bahak karena malah garing gak lucu, tapi yaa bikin ketawa loh.. Kadang-kadang sampe makanan/minuman yang mereka lagi minum muncrat keluar dari mulut hahaha. Gue bisa berkomunikasi dengan orang yang paling tertutup dan enggak ramah sekalipun. Gue bisa buka omongan sampai mereka ngerasa nyaman dan mau terbuka sama gue. Gue juga sering bercandain mereka kalau banyak orang yang enggak bisa menolak senyum manis gue ini hahaha *ini kepedean gue nya

Namun, banyak orang yang gak tau, dibalik senyum ceria yang selalu gue tampilin disetiap waktu gue, gue merasa sangat kesepian. Gue punya banyak banget kenalan, banyak banget temen, tapi enggak banyak temen dekat. Dan teman-teman dekat gue biasanya selalu sibuk. Kadang-kadang telpon atau pesan gue aja enggak dibales sampe berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu hahha. Akibatnya kadang sangat sulit untuk ngebuat rencana untuk sekedar kumpul atau nongkrong bareng doang. Kadang kita gak ketemu sama sekali dalam periode yang lama bisa berbulan-bulan.

Biarpun ini nyebelin, gue mengerti kenapa mereka berlaku seperti itu. Gue juga lumayan sibuk dan sulit bisa buat janji nongkrong sama orang lain sih, tapi kalo siapapun orang butuh gue, gue pastiin selalu berusaha untuk ada buat mereka. Kadang juga gue butuh waktu lama buat ngebales telpon atau Chat kok.

Ketika gue mengalami depresi, stres, gelisah, atau tertekan, gue bisa menghilang dari peredaran. Kaya sekarang contohnya, gue bisa jadi ansos(antisosial) karena gue merasa mereka yaa gak ada buat gue disaat gue lagi down dan sendiri. Sepi, bener-bener sepi hidup ini. Who's care??? Gak ada hahahhaa

Gue bisa aja nyari teman-teman baru ketika lingkaran sosial terdekat gue lagi sibuk semua, itu mudah banget mencari teman baru tapi biasanya gue enggak pernah ngelakuin itu.

Ada fase-fase dimana gue berusaha keras buat menghubungi orang lain dan membuat rencana  bertemu atau cuma buat mencari ketenangan karena gue percaya cuma dia yang bisa bikin gue tenang dan nyaman, cuma ngobrol menghilangkan gangguan kecemasan yang mengganggu ini. Kaya tengah pagi ini, cuma satu orang yang gue pengin banget ngomong sama dia, karena gue percaya dia bisa ngsih gue ketenangan. Tapi gatau kenapa, sekarang rasanya kaya ada gap antara gue dan dia. Gue butuh dia banget buat berbagi setiap rasa yang gue rasain, setiap masalah yang gue hadapi saat ini, setiap sakit dari penyakit yang lagi gue hadapin saat ini. Nyatanya apa? Dia gak pernah muncul lagi dihidup gue, fix gue cuma sendiri saat ini. Cuma ada gue dan rasa sepi ditambah sakit yang gatau lama kelamaan semakin perih rasanya.

Cuma ada satu namanya yang gue coba untuk hubungi pagi ini, satu nama dipanggilan kotak keluar whatssap. Kamu, kamu yg gue harapkan dapat mengobati segala sakit ini. Gue mengharapkan kamu selalu ada disini, sekedar penyejuk yang memenangkan diri gue, gak kurang gak lebih. Tapi sekarang dimana kamu???

Semuanya telah gue coba lakuin, namun enggak peduli apa pun yang udh gue lakukan, ujung-ujungnya gue tetap aja merasa kesepian dan terisolasi sendiri. Ada momen-momen manis di mana gue ngerasa terhubung sama orang lain, tapi momen-momen ini umurnya enggak panjang. Gue selalu ngerasa ada semacam tembok yang enggak bisa gue tembus antara gue dan orang lain.

Mungkin kalau dilihat sekilas oleh kalian yang gak pernah mencoba mengerti gue, kesepian itu yaa enggak parah-parah amat. Hanya aja ketika kesepian ini dicampur dengan depresi, rasa sakitnya yang gue rasa akan lebih buruk. Biarpun gue enggak pernah mencoba bunuh diri, ide mengkhiri hidup pernah dan sering terlintas di kepala. Biarpun ada banyak faktor yang menyebabkan gue menderita, kesepian adalah salah satu yang paling dominan. Mungkin kalau gue bisa merasa terhubung dengan orang lain, rasa sakitnya akan jauh berkurang. Mungkin.

Kesepian ini gak mudah dilihat. Hanya karena seseorang kaya gue yang terlihat mudah bergaul dan sosial, bukan berarti gue enggak ngerasa kesepian. Gue gustiii yang aktiv diberbagai organisasi dan berbagai kegiatan sosial dan selalu berada di tengah banyak orang, ditengah keramaian nyatanya gue tetep sering aja merasa kesepian. Gue sangat ramah dan mudah bergaul, tapi justru sifat gue inilah yang menyebabkan gue sering menghabiskan waktu gue sendiri. Gue juga khawatir kenapa gue selalu bersikap ramah setiap saat.

Gue selalu berfikir dan terdorong harus selalu aktif secara sosial dimanapun, gue harus membuat orang lain tersenyum dan bahagia. Padahal gue tau itu bukan kewajiban dan tugas gue secara pribadi untuk membuat semua orang merasa bahagia dan tersenyum. Gue gak punya tanggung jawab untuk itu. Gue "Gusti" Selalu menggunakan waktu luang didalam diri gue yang lain untuk "kumat". Akibatnya gue sering sekali menghabiskan waktu sendiri.

Lelah bekerja di kantor dari pagi sampai malam, rencana putus kontrak kantor karena pandemi ini, dan kadang gue kerap disibukkan dengan obrolan-obrolan gak penting dimanapun, gue pribadi mengidamkan hubungan yang lebih dalam dengan orang lain secara emosi maupun secara saling mengerti satu sama lain, tapi kenyataannya gue selalu berusaha mengerti orang lain sedangkan orang lain yg lain gak pernah mengerti gue. Segitu menyedihkan nya kan hidup gue??? Hahahaha

Namun gue tetap butuh waktu sendiri untuk mengisi ulang baterai gue dan hati gue yang gatau juga sih gue masih punya apa enggak, seperti manusia ekstro-introvert kebanyakan. Jujur aja sampai sekarang gue gatau gue tipe manusia yang mana. Gue punya dua sifat yang gue sebut merah dan hitam. Gue yang ceria suka tersenyum, yang selalu positif untuk orang lain itulah si merah. Kalau kamu bertanya kenapa gue suka merah mungkin itu alasannya. Dan si hitam, percaya deh gue yang lain seburuk warna hitam itu  sendiri, saat sifat gue yang satu itu muncul gue akan berubah 360 derajat, gue bisa jadi bukan gue. Biasanya gue jadi seperti itu saat gue gak percaya orang lain, dan ketika gue gak percayaan siapapun.

Kadang-kadang gue sering menghindari bersosialisasi dan berbasa-basi karena gue sendiri udah lelah dengan itu semua, Pura-pura menjadi kuat dan terlihat kuat dengan senyum yang harus gue munculkan setiap bertemu siapapun. Kamu bisa melihat diri gue yang tanpa senyum??? Pasti akan jarang sekali kamu melihatnya kan????

Gue kerap menyalahkan jadwal gue yang sibuk atas rasa kesepiannya. Namun gue juga mengakui bahwa mungkin gue juga memilih menjadi seorang volunteer kemanusiaan karena ingin melanggengkan perasaan terisolasi yang gue alami.  Pekerjaan ini membuat gue bisa membenarkan perasaan kesepian gue. Besar di keluarga yang biasa-biasa aja, pernah hidup berkecukupan dan wah dulu sampai jatuh miskin sepeti sekarang karena hutang hahahaha itu semua membuat gue selalu bersyukur kok, jadi anak laki-laki pertama yang dituntut harus bisa menjadi kebanggan keluarga. Gue dulu ngerasa sangat terasingkan dulu, ketika masih kecil. Gue suka penasaran apabila sebetulnya gue sedang menciptakan ulang dinamika sosial masa kecil gue di kehidupan gue yang sekarang sebagai orang dewasa.

Biarpun gue enggak ingin kesepian, gue engga tau bagaimana caranya mengubah rasa kesepian itu menjadi hal yang lebih positif. Gue merasa engga cocok dengan kebanyakan orang, dan gue enggak tahu bagaimana caranya merubah itu.. Bisakah kamu merubah rasa sepiku ini dan kamu menjadi obat ku??????


Gusti to gusti...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS JURNAL TENTANG KINERJA KERJA KARYAWAN

TEMA: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DIDALAM PERUSAHAAN. Kata kunci : iklim organisasi, kedewasaan, kinerja, kepemimpinan, stress, budaya kerja. ANALISIS JURNAL TENTANG KINERJA KERJA KARYAWAN Jurnal 1 ( PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DAN STRES KARYAWAN (Studi Kasus : CV. Mertanadi)) : Anak Agung Wiranata 2, Juli 2011 Kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting dalam sebuah era organisasi modern yang menghendaki adanya demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan. Akibat yang mungkin timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja karyawan yang akan membawa dampak kepada penurunan kinerja total perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dan stres karyawan.. Hipotesa kerja yaitu H0 = 0, kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja dan stress karyawan. Ha ≠ 0, kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja dan stress karyawan. Hasil pen

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons

example adjective clause

Combine each of the following pairs of simple sentences into one complex sentence containing an adjective clause. 1. The theft was committed last night. The police has caught the man. 2. The French language is different from the Latin language. Latin was once spoken throughout Europe. 3. You are looking upset. Can you tell me the reason? 4. He had several plans for making money quickly. All of them have failed. 5. The landlord was proud of his strength. He despised the weakness of his tenants. 6. This is the village. I was born here. 7. You put the keys somewhere. Show me the place. 8. Paul was an old gentleman. He was my travelling companion. 9. A fox once met a crane. The fox had never seen a crane before. 10. The shop keeper keeps his money in a wooden case. This is the wooden case. Answers 1. The police has caught the man who committed the theft last night. 2. The French language is different from the Latin language which was once spoken throughout Europe. 3. Can you