Langsung ke konten utama

Gue Gak Butuh Teman&Sahabat Seperti itu

Selama ini kadang gue bertanya sama diri gue sendiri apakah gue punya teman? Apalagi sahabat???  Sejauh ini yang gue rasa mereka cuma datang atau menghubungi gue cuma kalo ada maunya aja itu emang bikin sakit hati gue sih sejujurnya. Gimana enggak, gue cuma seperti hanya jadi orang yang dimanfaatkan aja dan engga punya arti di hidup mereka. Bahkan seolah-olah gue cuma jadi "ban serep"nya aja, disaat mereka butuh gue aja baru gue dicari-cari. Tapi kemana mereka saat gue butuhin??? Duh, sedih banget nggak sih idup gue ini?wkwkwk

Eh kalo dibilang sedih yaa enggak sedih-sedih amat sih..  Gue udh terbiasa sendiri tanpa siapaun, tanpa mereka. Sepi, iyaa pasti sepilah. Tapi its ok, gue masih bisa autis sama diri gue sendiri walaupun kata mereka semua gue insecure toh tau apa mereka????

Mereka yang katanya teman, sahabat. Kalo mereka lagi butuh, mereka akan mengganggu dan terus merecoki hidup kita sampai keinginannya tercapai. Tapi begitu mereka udah selesai dengan masalahnya, bagai kacang lupa dengan kulit, mereka menganggap gue kaya orang asing. Baru deh entar kalo dia punya masalah lagi, dia akan menghubungi gue lagi. Tapi kalo gue lagi butuh bantuannya, mereka pasti hilang, cuek, acuh, udah gue coba pasti dia punya seribu satu alasan untuk menolak memberikan bantuan pada gue. Hal itu terus jadi, enggak cuma sekali, tapi berulang kali. Kemana mereka saat gue bener-bener butuh mereka????


Diperlakukan "saat butuh aja" seperti itu memang bikin sakit hati. Rasanya pengin marah tapi..... Maunya sih menolak memberi bantuan tiap kali mereka datang tapi enggak pernah tega rasanya untuk mengusir. Jadinya serba salah.

Buat gue cuma memasang muka senyum di depannya semua orang itu mudah banget, apapun keadaanya tetapi hati gue enggak pernah bisa berbohong.

Mungkin ada sedikit rasa enggak rela yaa ketika gue harus tetap memasang wajah senyum dan ramah di depannya. Tapi kadang gue emang susah bangett menolak permintaan dari mereka. Sekalipun mereka udah berulang kali meminta bantuan dan seenaknya sendiri ngotot minta kita membantunya, rasa sebal itu kadang tergantikan dengan perasaan sayang karena ikhlas.

Pertemanan/persahabatan itu kadang enggak lebih dari saling berbagi. Berbagi bahagia, tapi juga berbagi masalah yang ada. Hanya saja kalau sahabat/temen gue malah seenaknya sendiri teus cuma memanfaatkan gue dan juga ngerugikan gue, gue rasa emang gue cuma perlu coba untuk lebih terbuka dan jujur di depan mereka.

Gue juga punya hak buat marah dan ngungkapin Perasaan gue kan?? ?
Kalo sikap mereka udah kelewatan, gue juga punya hak buat marah. Gue berhak untuk mengungkapkan perasaan gue. Daripada hanya dipendam dan membuat gue makin sakit hati, ada perlunya juga sih emang mereka tau apa yang sebenarnya gue rasain. Biar enggak ada sakit hati yang dipendam atau luka yang jadi makin dalam, sikap terbuka dan mau terus terang juga perlu gue lakuin sebenernya.


Gue selalu mencari akar permasalahan yang ada ini, entah dari gue yang Insecure atau mereka yang emang cuma ada saat butuhnya aja. Daripada ntar ikatan persahabatan gue makin renggang dan memburuk, lebih baik dari awal udah gue temuin akar masalahnya. Enggak pernah lagi kok gue menutupi kekecewaan dan rasa sakit hati gue dengan senyuman yang enggak tulus. Kalo mereka emang teman dan sahabat terbaik gue, seharusnya mereka lebih peka terhadap temannya dan lebih peduli. Rasanya gue pening banget teriak dikuping mereka kalo enggak baik memperlakukan orang terdekat seenaknya apalagi mendatanginya saat cuma butuh aja.


Gue emang engga pernah punya niat atau keinginan untuk melukai hati sahabat atau menghancurkan persahabatan. Tapi gue selalu mencoba buat mencari jalan keluar sampai setiap masalah yang ada selesai dan enggak hanya dipendam dan didiamkan aja.
Karena gue juga takut nanti malah memburuk dan membuat keadaan jadi makin enggak terkendali.

Kalau punya sahabat yang cuma memanfaatkan gue aja, gue perlu tetap berusaha berpikir jernih. Mungkin kondisinya dan situasinya yang enggak pernah gue ketahui sebelumnya yang membuat mereka jadi bersikap kayak gitu. Tapi sebagai temen/sahabat, gue juga perlu ngasih tau buat bersikap lebih baik lagi ketika berkomunikasi atau meminta bantuan dari orang lain.

Jangan muncul cuma saat butuh gue doang, giliran lagi enggak butuh boro-boro nyapa. Disapa aja cuma diem, gak dibales gak dibaca hahaha


So, apa gue punya temen atau sahabat sekarang??? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS JURNAL TENTANG KINERJA KERJA KARYAWAN

TEMA: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DIDALAM PERUSAHAAN. Kata kunci : iklim organisasi, kedewasaan, kinerja, kepemimpinan, stress, budaya kerja. ANALISIS JURNAL TENTANG KINERJA KERJA KARYAWAN Jurnal 1 ( PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DAN STRES KARYAWAN (Studi Kasus : CV. Mertanadi)) : Anak Agung Wiranata 2, Juli 2011 Kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting dalam sebuah era organisasi modern yang menghendaki adanya demokratisasi dalam pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan. Akibat yang mungkin timbul dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja karyawan yang akan membawa dampak kepada penurunan kinerja total perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dan stres karyawan.. Hipotesa kerja yaitu H0 = 0, kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja dan stress karyawan. Ha ≠ 0, kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja dan stress karyawan. Hasil pen

jurnal perilaku konsumen (english)

European Journal of Business and Management www.iiste.org ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol 3, No.3 Effective advertising and its influence on consumer buying behavior Zain-Ul-Abideen (Corresponding Author) Department of Management Sciences, Abbasia Campus, The Islamia University of Bahawalpur, Punjab, Pakistan. E-mail: zuabideen@gmail.com Salman Saleem Department of Business Administration, Federal Urdu University of Arts, Science & Technology, Islamabad, Pakistan. E-mail: salmankhan302@gmail.com Abstract Advertising is a form of communication intended to convince an audience (viewers, readers or listeners) to purchase or take some action upon products, information, or services etc. This paper investigates the relationship between independent variables which are environmental response and emotional response with attitudinal and behavioral aspect of consumer buying behavior, by tapping the respons

example adjective clause

Combine each of the following pairs of simple sentences into one complex sentence containing an adjective clause. 1. The theft was committed last night. The police has caught the man. 2. The French language is different from the Latin language. Latin was once spoken throughout Europe. 3. You are looking upset. Can you tell me the reason? 4. He had several plans for making money quickly. All of them have failed. 5. The landlord was proud of his strength. He despised the weakness of his tenants. 6. This is the village. I was born here. 7. You put the keys somewhere. Show me the place. 8. Paul was an old gentleman. He was my travelling companion. 9. A fox once met a crane. The fox had never seen a crane before. 10. The shop keeper keeps his money in a wooden case. This is the wooden case. Answers 1. The police has caught the man who committed the theft last night. 2. The French language is different from the Latin language which was once spoken throughout Europe. 3. Can you